Mohon tunggu...
Hastuti Ishere
Hastuti Ishere Mohon Tunggu... Administrasi - hamba Allah di bumiNya

Manusia biasa yang senang belajar dan merantau. Alumni IPB yang pernah menempuh pendidikan di negeri Kilimanjaro. Bukan petualang, hanya senang menggelandang di bumi Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hilangnya Penterjemah Berita di TV, Biarkan Difabel Ikut Menikmati Acara Televisi

30 Desember 2012   00:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:49 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Zaman sekarang orang semakin mudah mengakses infomasi. Kalau dulu orang memanfaatkan televisi dan radio sebagai media utama untuk mengakses berita, sekarang tidak lagi. Bermunculannya aneka piranti canggih yang mudah terkoneksi dengan internet: smartphone hingga tablet, membuat orang dapat dengan mudah mengakses berita terkini.

Namun demikian tiba-tiba ada sesuatu mengganggu pikiran saya. Zaman saya masih SD, saya sempat menyaksikan berita yang dilengkapi terjemahannya menggunakan bahasa isyarat. Saat pembaca berita melakukan tugasnya, tampak seseorang yang lain menterjemahkan dengan bahasa isyarat tangan. Tentunya ini dimaksudkan agar sajian berita tersebut tidak hanya dinikmati oleh mereka yang bisa mendengar dan melihat, tetapi juga bagi mereka yang tak mampu mendengar.

Lantas mengapa dengan akses informasi yang semakin mudah, tak ada lagi seseorang yang menterjemahkan berita untuk kaum difabel? Saya ingat ketika menghadiri peringatan hari disabilitas internasional 2012 beberapa waktu yang lalu. Beritanya di sini.

Sebuah slogan tertulis di latar belakang panggung utama: kesetaraan hak-hak difabel. Mengapa justru penterjemah sekarang dihilangkan oleh stasiun-stasiun televisi yang sudah punya nama dan pemirsa sekian juta? Bahkan stasiun macam TVRI pun juga tidak lagi menyertakan penterjemah bahasa isyarat.

Ketika kesadaran tentang keberadaan dan penghargaan terhadap hak-hal difabel mulai meningkat, di sisi lain justru hak mereka direnggut. Sebuah ironi yang aneh tapi nyata dan terus berlangsung. Seharusnya bukan hanya berita, tapi acara-acara hiburan pun seyogyanya juga bisa dinikmati oleh saudara-saudara kita yang difabel.

Semoga ini menjadi salah satu resolusi bagi kita semua. Mereka memang berbeda, tapi punya hak yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun