Kali ini anak –anak Circle of Happiness mengadakan kembali kegiatan Gerakan Pungut Sampah (GPS) untuk kedua kalinya di alun-alun Mandirancan. Karena ini yang kedua kalinya tentunya harus ada yang berbeda dari tahun sebelumnya.  Nah, peran pemerintah setempat itu perlu sekali dalam hal pengolahan sampah ini, makanya aku memberanikan diri mendatangi kepala desa Mandirancan yang mengelola alun-alun Mandirancan. Ternyata memang di sana belum ada tempat pembuangan sampah sementara sehingga kebanyakan masarakat membuang sampah dimana saja di tanah-tanah lapang yang kosong. Dan salah satunya ya di alun-alun Mandirancan ini. Di tepian alun-alun banyak sampah terutama di selokannya. Banyak bekas bakaran sampah yang gak tuntas . Jelas gak tuntas  karena banyak plastik yang sulit dibakar, apalagi kalau musim hujan. Tapi kepala desanya bilang kalau anak-anak muda yang biasa main bola rutin membersihkan . Tapi pada kenyataannya, memang di tempat main bola, bersih rumput sering dipotong, tapi di sekelilingnya rumput panjang dan di sela-sela rumput banyak sampah tertimbun. Saat mendatangi pak Camat juga responnya malah disangak minta sumbangan, padahal aku hanya minta partisipasinya . Agak sakit hati juga sih. Seharusnya pak Camat gembira masih ada yang peduli, ada komunitas yang mau bersih-bersih dan peduli.
Tapi ya sudahlah kalau memang gak ada perhatian, toh ini harus jalan . Dan di akhir bulan Maret  anak-anak Circle of Happiness sudah siap berangkat ke alun-alun Manidirancan untuk melakukan gerakan pungut sampah. Mereka sudah siap dengan sarung tangan dari kantung plastik dan siap dengan kantung plastik besar untuk menampung sampah-sampah. Kegiatan Gerakan Pungut Sampah ini dibagi menjadi  4 kegiatan yaitu
- Senam Go Green. Sebelum mulai anak-anak berbaris di lapangan alun-alun . Berbaris menjadi lima barisan. Â Lima barisan , artinya ada lima kelompok yang dipimpin oleh lima kakak relawan. Senam biar anggota tubuh tidak kaku dengan lagu tema lingkungan untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih.
- Gerakan Pungut Sampah. Lima kelompok dengan kakak relawan dibagi menjadi lima tempat yang tersebar di lapangan . Mulailah anak-anak dibantu kakak relawan memungut sampah. Ana-anak seperti bermain lari sana lari sini sambil mungutin sampah.
- Kegiatan ketiag adalah penacapan banner yang berisi tulisan mengajak masarakat untuk peduli dengan sampah. Karena ada lima kelompok makanya ada lima banner yang dipasang di tepi lapangan menyebar sekelilingnya.  Memang pemasangan banner dengan penancapan di tanah itu tak efektif  karena resiko bakal ada yang mencabut. Tapi tak mengapa. Paling tidak kita sudah berusaha keras membuat tulisan untuk mengingatkan masarakat. Dan sampai sudah hampir sebulan lebih banner itu masih terpampang rapih. Ada perasaan gembira kalau tak ada yang berani mencabut . tapi ada sedihnya karena ada tulisan itu tak membuat masarakat di sana tak membuang sampah sembarangan. Tetap saja sampah berserakan di sana sini.
- Setelah lelah mungutin sampah, anak-anak pulang dengan perasaan gembira karena sudah menunggu es buah yang segar dan dingin. Mereka minum setelah kerongkongan mereka kering dan kehausan saat melakukan kegiatan ini. Ah, gembiranya anak-anak. Lelah sedikit tak mengapa tapi hilang dengan kesegaran es buah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H