Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Pesta Pora Tikus Got

7 November 2015   06:43 Diperbarui: 7 November 2015   10:54 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

no 29 Hastira

Jamuan makan malam di rumah pak Bandit begitu meriah. Ini untuk kesekian kalinya pak Bandit mengadakan jamuan makan malam. Semenjak pak Bandt menang dalam pilkada negara Tikus Got, dia selalu mengadakan jamuan makan malam kalau dia mendapatkan untung dari proyek yang bisa dia ambil. Banyak proyek besar yang menyangkut hajat hidup tikus got akhirnya dikuasai oleh pak Bandit. Banyak tikus-tikus yang mulai merasakan dampak dari pemerintahan pak Bandit. Tikus-tikus mulai merasakan sengsara. Pajak yang tinggi, harga BBM yang mulai merangkak naik dan harga bahan makanan yang mulai tak terkontrol. Demo yang diadakan oleh rakyat tak membuat pak Bandit luluh. Semua merasakan menderita di bawah pemerintahan pak Bandit.

 Kekesalan rakyat tikus got mulai terasa. Di mana-mana tikus mulai kasak-kusuk. Semua membicarakan pak Bandit.

“Ini gak bisa dibiarkan saja. Pak Bandit dulu berjanji akan mensejahterakan rakyat. Tapi sekarang apa buktinya?” Dudi tikus bebadan besar mulai marah. Di rumahnya diadakan rapat akbar untk menggulingkan pak Bandit.

“Iya, ini gak perlu pakai mekanisme DPR lagi tapi kita rebut saja Kalau perlu kita duduki gedung MPR agar menurunkan pak Bandit,”tegas Leto tikus got yang kecil tapi punya keberanian yang tinggi.Semua mengangguk setuju.

“Tapi gimana caranya?”

“Kita sandera saja ketua MPR dan memaksanya untuk menurunkan pak Bandit. Gimana?” tanya Juki , tikus got yang kulitnya paling hitam. Semua berembuk bagaimana caranya menjatuhkan kekuasaan pak Bandit. Rakyat sudah marah besar. Semua rencana sudah matang untuk dilakukan. Dan mereka akan melakukannya saat MPR akan mengadakan rapat dua hari lagi. 

Siang itu saat anggota MPR sedang melakukan sidang paripurna, tikus-tikus mulai menyebar mengelilingi gedung MPR. Mereka mengendap-endap perlahan tapi pasti. Gedung MPR sudah terkepung. Dudi mulai memberikan aba-aba untuk segera menyerang gedung MPR. Mereka bergerak cepat. Saat mereka masuk dari jendela-jendela yang ada di gedung MPR mereka terkejut karena tak menyangka di sana sudah ada polisi-polisi tikus yang berjaga-jaga. Setiap pintu dan jendela dijaga oleh polisi tikus Mereka tak menyangka bakal ada polisi sebanyak itu. Akhirnya mereka ditangkap polisi-polisi yang sudah siap siaga . Leto merasa pasti ada yang mengkhianati. Pasti ada yang lapor sehingga ada begitu banyak polisi . Tapi siapa??????

Semua pemberotak dimasukan penjara. Tak perlu diadili lagi. Di tempat lain Markonah sedang menikmati uang yang dia peroleh karena memberitahu rencana menyerang gedung MPR. Cukup uang ini bisa digunakannya untuk membuka restoran yang dia impikan. Markonah tersenyum . Markonah tak peduli teman-temannya berada di penjara. Dia cukup senang bisa mewujudkan impiannya walau dengan cara licik. Kalau tidak dengan cara begini Markonah tak akan bisa mendapatkan impiannya. Itulah yang terjadi di negara Tikus Got. Semua cara licik dihalalkan. Semua sudah serakah dengan materi, kekuasaan dan tak ada lagi tikus-tikus yang punya hati nurani. Semuanya mati bersama dengan munculnya gerombolan-gerombolan tikus-tikus yang berpesta pora di atas penderitaan tikus yang lain. Seramnya dunai tikus got!!!!!

 

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun