Andai aku bisa merengkuhmu saat ini tapi apa daya aku tak mampu
Kalau saja kamu menjamu bayang lebih lama lagi, aku akan tahu
Tapi semua itu membuat semua hal menjamur dalam dinding hati
Menyisakan tangis yang kadang sulit untuk keluar
Kadang tangisan itu seperti darah yang terus memberikan rasa perih
Sampai jejak-jejak langkahmu hilang di sudut sana
Entah dunia anak hilang dari rengkuhanmu
Hanya tetesan keringat untuk sesuap nasi.
Aku tahu riuh impianmu tapi apa itu hanya ilusi
Aku tahu engkau menelantarkan citamu hanya tuk hidup
Andai aku punya sayap, ingin aku terbang membawamu
Ke tempat kau bisa mewujudkan impianmu.....
Tapi hanya seraut wajah sahdu menantimu
Mnunggu hasil kerjamu, kadang menghilangkan segala akalmu
Entah masih banyak air mata turun untukmu
Untuk masa anak-anak yang masih dibebani dengan kerja
Kini tinggal angan saja, yang ada realitas yang bertabur di depan matamu
Hanya sekedip sisa air mata tuk ditahannya
Agar tak turun
Karena tak butuh air mata, mereka hanya butuh sesuap nasi.......
Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Even Bulan Kemanusiaan RTC
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H