Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Guru

20 November 2024   02:55 Diperbarui: 20 November 2024   04:28 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos.com

Rustam merenung di depan supermarket besar yang berada di depannya. Ini buah hasil kerja kerasnya sampai saat ini. Supermarket Didi ini sudah banyak cabangnya di beberapa kota besar. Sungguh Rustam tak menyangka semua akan berakhir seperti ini. 

Semua bermula dirinya berdagang sayur di lapak ibunya sampai akhirnya bisa buka kios kecil dan semakin lengkap apa yang dijual di sana. 

Sampai akhirnya berdirinlah supermarket yang lengkap kebutuhan untuk sehari-hari bagi rumah tangga. Padahal dulu cita-cita Rustam bukan jadi pengusaha. Entah mengapa ini bisa terjadi, apakah jiwa usahanya ini berasal dari ibunya yang dagang sayur di pasar desa?. Entahlah.

Cita-cita mulia Rustam adalah jadi guru. Makany sejak lulus SMA dia kuliah di jurusan pendidikan . Kelak dia akan jadi guru di kota kecil dekat desa ibunya. Begitu lulus , Rustam langsung diterima di sekolah dasar di kota kecil yang dekat rumahnya di desa. 

Karena begitu besar impian menjadi guru Rustam begitu semangat untuk mengajar. Banyak cara diadaptasi olehnya agar anak-anak bisa belajar dengan baik. 

Termasuk pembentukan karakter. Rustam melihat anak-anak ini beda dengan dirinya saat kecil yang mudah diatur dan benar-benar patuh sama guru. Anak-anak sekarang sudah terkontaminasi dengan gadegt dan mereka memilih lebih banyak berkutat dengan game daripada belajar.

Banyak anak-anak yang tidak bisa fokus belajar dan banyak anak yang tak punya etika termasuk Didi. Didi memang anak yang bermasalah bukan saja pada Rustam juga pada guru lainnya. Sudah banyak hal dicoba memanggil oarngtuanya. Orangtuanya tipikal memanjakan anak dan gak peduli pada anak yang lain. Sampai suatu hari Didi sangat keterlaluan saat jam belajarnya Rustam. 

Dia main-maina saja bahkan lempar-lemparan kertas dengan temannya. Dua anak itu akhirnya dihukum berdiri di depan kelas sambil angkat kaki sebelah. Setelah beberapa  saat tiba-tiba saja Didi pingsan dan dibawa ke UKS. Mungkin Didi kelelahan karena harus berdiri lama di depan kelas.

Esoknya orangtua Dodo gak terima karena anaknya dihukum sampai pingsan. Padahal temannya yang sama-sama dihukum juga tak mengalami hal yang sama. Semua penjelasan tentang kenakalan Didi tak digubris dan orangtuanya minta ke komite sekolah agar Rustam dipecat. Mau gimana lagi sekolah tunduk pada orangtua Didi karena orangtua Didi banyak kontribusi keuangan sekolah. 

Dan Rustam harus menguburkan impiannya menjadi guru. Selepas tidak menjadi guru dia membantu ibunya berjualan sayur di pasar. Dan dari sinilah kesuksesan Rustam berawal. Dia menjadi pengusaha supermarket yang besar di kotanya. Dan dia menamakan supermarketnya Didi. Ini biar mengingatkan dirinya akan cita-citanya dulu sebelum dirinya dipecat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun