Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rubicon

12 April 2023   02:49 Diperbarui: 12 April 2023   02:51 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebetulnya sudah lama banyak warga desa curiga pak Didi bisa memiliki mobil mewah dan Rubicon. Tapi banyak kabar juga kalau mobil itu bukan milik pak Didi hanya dititipkan saja. Tapi anehnya keberadaan mobil itu hanya sesekali saja ada di desa. Selebihnya entah dimana. Kata pak Didi sih saat ditanyakan mobilnya dipakai saudaranya yang lebih memerlukan di kota. Betul juga pikir warga. Semenjak itu kasak kusuk mobil rubicon menghilang begitu saja. Tapi kembali mobil rubicon itu menjadi perhatian warga semenjak kasus penganiyaan anak SMA di kota.

Jadi Sakti terbukti melakukan penyiksaan terhadap anak SMA yang bernama Bahrun. Semua hanya gara-gara cewek. Tapi akibatnya fatal Bahrun alami luka serius di kepala yang menyebabkan dia koma di rumah sakit. Vidio viralnya banyak dilihat orang. Ditangkapnya Sakti banyak terbongkar keburukan dari orangtuanya. Orangtuanya yang bekerja di instansi mentereng di kota ternyata punya kekayaaan luar biasa. Salah satunya mobil rubicon yang dibawa Sakti. Awalnya sih masih mengelak kalau mobl iu bukan miliknya.  Memang bukan miliknya hanya saja milik orang lain. Dan orang lain itu milik pak Didi yang hanya bekerja sebagai petani di desa.

Kabar burung tentang mobil tersebut yang ternyata juga belum bayar pajak begitu meruak di desa itu. Kabar burung lagi katanya pak Didi bakal ditangkap. Berita itu terdengar oleh pak Didi. Pak Didi terkejut dan tak menyangka bakal seperti ini keadaannya. Dia hanya membantu pak Luki yang katanya hanya menitipkan mobilnya di rumahnya karena banyak temannya yang iri padanya. Selain itu pak Didi banyak dibantu pak Luki sehingga ia mau saja. Dan yang pak Didi tak tahu kalau mobil rubicon itu milik dirinya. Di surat-suratnya berstatus milik dirinya. Beberapa hari lalu pak Didi dipanggil polisi . Pak Didi terus terang kalau dia gak tahu kalau kepemilikan mobil itu atas nama dirinya. Dia hanya dititipkan mobil itu di rumahnya.

Semenjak itu hidup pak Didi jadi tak nyaman, karena hampir setiap hari ada saja wartawan datang ke rumahnya. Awalnya sih pak Didi masih mau meladeni para wartawan, lama-lama pak Didi mulai lelah dan stres kedatangan awak wartawan apalagi yang liputan televisi. Mereka membawa banyak kamera . Keluarga pak Didi jadi tak bisa istirahat. Kelelahan membuat pak Didi stres. Di sisi lain warung mbak Ningsih menjadi laku karena banyak wartawan yang makan di sana. Bahkan banyak pedagang minuman dadakan yang muncul untuk memenuhi kebutuhan minum para awak wartawan.  Sudah hampir sebulan masih saja belum mereda bahkan kasus ini semakin menarik kalayak banyak. Banyak yang berdatangan hanya sekedar melihat rumahnya. Seberapa baikkah rumah pemilik rubicon?

Akhirnya pak Didi jatuh sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit. Keluarganya sementara waktu pindah ke desa lain tempat sanak keluarganya. Semua ini untuk menghindari kedatangan wartawan yang sangat menggangu sekali. Entah sampai kapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun