"Jangan lama-lama berpikirnya." Ibunya mendesak terus dan keluar kata-kata yang membuat dirinya terhempas sampai sudut yang membuat dirinya sedih. Kalau dirinya tak bisa membantu ibunya, dirinya adalah anak durhaka.
 "Lebih baik kamu mati saja, kalau hidupmu tak bisa berguna buat ibumu,"tukas ibunya mengancam. Apa-apaan ibunya pakai ancaman segala. Lita mulai takut kutukan ibunya bakal terwujud kalau dia tak bisa memenuhi keinginan ibunya. Lita mulai cari ke dealer-dealer motor. Melihat harga motor baru atau yang bekas.Â
Tetap saja dia gak mampu membelinya. Kalau dia membeli motor dengan cicilan. Kebayang dia harus membayar cicilan, mengirim uang ke kampung dan untuk hidupnya sendiri. Lita mulai pusing memikirkan dirinya. Semua dealer sudah didatangi dan memang rata-rata harga motor memang segitu. Apa meamng dia harus mati karena dia tak berguna buat ibunya?
Kata-kata ibunya terngiang-ngiang selalu di telinganya. Dia mulai berpikir kalau dirinya memang tak berguna. Terus saja dia memikrikan kutukan ibunya. Dan Lita mulai halu.Â
Dia selalu merasa dirinya tak berguna. Sampai akhirnya dia tanpa sadar meminum racun . Lita terkapar di kosannya. Mulutnya keluar busa. Kutukan ibunya terwujud. Biarlah dia akan selalu menjadi anak durhaka karena tak bisa memenuhi keinginan ibunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H