Sungguh beruntung Ria. Begitu banyak temannya yang bilang. Hubungannya dengan Rio begitu mesra. Keromantisan Rio pada Ria banyak yang membuat iri. Dan tentunya membuat hati Ria berbunga-bunga. Apa saja sekecil apapun Rio selalu bisa membuat Ria terbuai dengan keromantisannya.
"Tahu gak, kalau aku punya pacar pingin kayak Rio itu," tukas temannya pada Ria. Banyak yang berpendapat seperti itu, karena Rio tak pernah malu mengungkapkan rasa cintanya di depan orang lain. Dan itu membuat hati ia selalu berbunga-bunga. Seperti melayang-layang di langit yang tinggi. Tapi ada salah satu temannya yang memperingati dirinya.
"Hati-hati loh, kalau terbang terlalu tinggi, kalau jatuh sakit sekali."
"Maksudnya apa?" tanya Ria.
"Maksudnya, hati-hati apa yang kita lihat dan rasakan kadang hanya samaran saja."
"Jadi maksudnya Rio romantis itu hanya pura-pura saja," tukas Ria. Dia mulai marah pada temannya.
"Bukan itu maksudku," tukas Dina
"Aku tahu kamu irikan?" Ria pergi dari hadapan Dina.
"Tunggu Ria, bukan itu maksudku," teriak Dina yang mulai mengejar Ria.
Semenjak itu Ria tak mau tahu lagi tentang Dina. Baginya Dina hanya mengada-ada saja. Emang kalau yang romantis itu selalu bohong. Dina berusaha memberitahu maksudnya tapi Ria selalu menghindar. Akhirnya Dina tak pernah lagi mencoba memperingatinya.Â
Dina sebetulnya perhatian dengan sobatnya itu tapi ternyata maksud baiknya tak ditanggapinya. Ria menganggap Dina iri padanya. Apalagi hubungannya dengan Rio sudah hampir 3 tahun. Sudah cukup lama.Â