Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Derita Air

14 Januari 2021   02:15 Diperbarui: 14 Januari 2021   02:23 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.suarajabarsatu.com

Dalam bias mentari pagi saat kakiku mulai menapak menuju telaga

Semakin dekat kudengar suara gemericik dan alunan melodi dari air yang begitu tenang

Memerangkapkanku dalam gejolak tak terurai dalam kotak-kotak hati

Tak terasa aku terseret ke ambang kesedihan

Melihat suara-suara air dibalik belukar yang menorehkan kesejukan

Kuteringat masih banyak air yang penuh dengan ribuan limbah yang tertoreh

Nanar mataku saat kulihat air yang mempesonakan mata

Di tempat lain rindu tuk dapatkan air bersih

Hanya kecap tak sempurna yang dapat kukatakan dalam kesedihan

Sampai kapan manusia masih dalam kebisuan panjang

Tanpa kata, hanya bisa membuang limbah kotor dan sampah busuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun