Dalam bias mentari pagi saat kakiku mulai menapak menuju telaga
Semakin dekat kudengar suara gemericik dan alunan melodi dari air yang begitu tenang
Memerangkapkanku dalam gejolak tak terurai dalam kotak-kotak hati
Tak terasa aku terseret ke ambang kesedihan
Melihat suara-suara air dibalik belukar yang menorehkan kesejukan
Kuteringat masih banyak air yang penuh dengan ribuan limbah yang tertoreh
Nanar mataku saat kulihat air yang mempesonakan mata
Di tempat lain rindu tuk dapatkan air bersih
Hanya kecap tak sempurna yang dapat kukatakan dalam kesedihan
Sampai kapan manusia masih dalam kebisuan panjang
Tanpa kata, hanya bisa membuang limbah kotor dan sampah busuk