Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bingkisan Natal yang Tak Pernah Sampai

23 Desember 2020   02:26 Diperbarui: 23 Desember 2020   21:55 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :https://www.popbela.com

Desember selalu megingatkan aku dengan Rara. Ini sudah Desember ketiga Rara pergi tak pernah kembali. Aku selalu menunggunya datang tiap bulan Desember. Ingin sekali Rara datang untuk merayakan natal bersama keluarganya. 

Tapi ini sudah tahun ketiga dia tak datang. Aku menyingkap jendela. Aku pandangi jendela kamar Rara pagi ini. Aku ingin Rara ada di sana untuk datang padaku. 

Ah, Rara mengapa kamu putuskan persahabatan kita, mengapa Ra? Tiba-tiba aku melihat bayang-bayang Rara di jendela kamarnya. Aku tertegun. Rara? Aku bergegas turun dan mendatangi rumahnya.

            "Ada apa Tora?" Aku memandang ibunya

            "Rara datang natal ini?" Ibunya menggeleng sedih.

            "Entahlah Tora, ibu juga gak mengerti Rara kenapa. Dia tak pernah mau kembali ke rumah , "keluhnya. Aku membalikan tubuhku dan kembali dengan bingkisan natal yang tak pernah sampai pada Rara. Bingkisan yang terus aku simpan sampai Rara yang akan menerimanya. 

Desember bagiku adalah harapan untuk bisa bertemu dengan Rara. Deseember bagiku bulan yang selalu aku rindukan seperti aku merindukan Rara akan datang untuk menjadi sahabat kecilku lagi. Aku akan selalu menunggumu Ra. Desember, nantikan aku lagi di tahun depan. Aku akan menunggumu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun