Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepedaan

17 September 2020   02:20 Diperbarui: 17 September 2020   03:04 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://m.radarnonstop.co

Tapi apa boleh buat , niat pak Burhan sudah bulat. Benar saja sudah hampir 7 km, aku mulai kepayahan. Aku melihat pak Burhan juga kelelahan. Sepedanya banyak disusul oleh teman-temannya. Pak Burhan mulai gelisah. Dirinya harus menang. Pak Burhan mengayuh sepedanya lebih keras lagi . Dan tiba-tiba saja pak Burhan terjatuh. Aku tergeletak dengan stang putus di tengah.

"Berhenti, pak Burhan jatuh,"teriak salah satu teman pak Burhan. Semua menghampiri pak Burhan. Dan seseorang menelpun rumah sakit. Dan nyawa pak Burhan tak bisa diselamatkan. Jantung pak Burhan gak kuat dengan kerja kerasnya selama ini.

Istri pak Burhan menangis terus tak ada henti-hentinya. Ia menyesali suaminya nekad untuk ikutan lomba ini. Kini kemana lagi akan ada pemasukan uang buat dirinya ke salon, arisan, jalan-jalan ke mall. Semua hilang. Ini semua gara-gara sepeda. Aku ditendangnya kuat-kuat. Stang yang sudah patah semakin patah.

"Semua gara-agar sepeda." Dan aku akhirnya berakhir di tukang loak. Istri pak Burhan membuangku di tong sampah . Pemulung membawanya dan menjualnya di tukang loak. Kini aku menerima nasibku. Menjadi sepeda yang berjaya dengan merek terkenal, menjadi sepeda bekas yang masih kece dilihat . Dan akhirnya aku teronggok di tukang loak dengan kondisi yang menyedihkan. Apa aku akan ada yang beli?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun