Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tjampolay Sirup Legenda dari Cirebon

17 Juni 2020   08:57 Diperbarui: 17 Juni 2020   08:56 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ke Cirebon dan mau bawa oleh-oleh pasti pertama kali cari sirup Tjampolay. Sirup ini tak ada tandingannya lagi. Tak ada yang sama . Sirup Tjampolay ini kekayaan kuliner yang dimiliki kota Cirebon. Dan sudah ada sejak lama sekali. Sejak tahun 1936 diproduksi oleh Tan Tjek Tjiu. Saat Tan Tjek Tjiu meninggal tahun 1964 produksi sempat terhenti selama 6 tahun. 

Kemudian dilanjutkan oleh Setiawan yang merupakan anak dari Tan Tjke Tjiu sendiri. Ternyata banyak rintangan saat Setiawan memproduksi kembali sehingga sempat tutup lagi . Dan tahun 1983 kembali bangkit lagi dan mengatasi segala rintangannya. Dan usaha semakin maju karena sirup ini benar-benar menjadi ciri khas Cirebon. Tak ada yang bisa membuat yang sama. Sekarang dikelola oleh keturunan ketiga dari Tan Tjek Tjiu.

Soal rasa pertama kali diproduksi terdapat 3 varian rasa yaitu rasa rozne rose, asam jeruk dan nanas. Tapi sekarang banyak varian rasa seperti rasa pisang susu, melon ,mangga gedong, leci , kopi moca. Yang paling banyak dibeli adalah rasa pisang susu. Sirup ini dikemas dengan botol kaca dan diberi merek yang sangat sederhana dan merek ini sudah ada sejak awal dibangun. 

Sirup Tjampolay ini sudah banyak tersedia di toko-toko oleh-oleh atau bisa langsung datang ke pabriknya di jalan Elang Raya K 11-12 Cirebon. Dan bisa juga dibeli secara online sehingga memudahkan pembeli jika ingin menikmati sirup legendaris ini.

Kalau melihat sejarahnya pembuatan sirup Tjampolay ini tahun 1936 itu rasanya legit asam dengan aroma yang wangi. Diberi nama dengan nama Tjampolay karena berasal dari jenis buah-buahan yang dijadikan bahan sirup. Katanya pendiri Tan Tjek Tjiu itu bermimpi minum sirup, jadi saat terbangun dia mau bikin sirup yang rasanya sama dengan yang dia mimpikan. Pak Tan ini kemudian melakukan uji coba membuat sirup sampai menemukan rasa yang sama seperti dalam mimpinya itu.

Dan itu bearsal dari buah Tjampolay. Buah ini tumbuh di beberapa daerah di Jawa Barat dan lebih dikenal dengan nama Sawo Walanda (Sawo Belanda). Disebut dengan sawo Belanda karena tahun 1930 buah ini sangat disukai oleh orang Belanda. Bentuk buahnya seperti telur dengan ujung yang meruncing. 

Dan tanaamn ini tak mengenal musim sehingga sepanjang tahun akan berbuah terus menerus. Rasanya manis dan enak. Bisnisnya berkembang walau di tengah pergolakan perang pada jaman Belanda dan Jepang. Sampai pada kemerdekaan Indonesia . Tahun 1964 Tan Tjek Tjiu meninggal dan bisnisnya mulai meredup.

Sirup Tjampolai ini memang sangat melegenda sekali. Mereknaya saja tetap mempertahankan gambar dan warna seperti dulu .Kelebihan lain dari sirup Tjampolay ini menggunakan gula murni. Dan ini bisa dibuktikan biasanya pada leher botol yang ada tutup botolnya sering terlihat sisa gula yang mengkristal. 

Dan memang rasa manisnya tak membuat tenggorokan gatal atau perih. Enak dibandingkan dengan sirup-sirup yang lain. Coba kalau gak percaya bisa dibuktikan kok. Dan saat bulan Ramadhan sirup ini paling laris manis karena untuk membuat es apa saja kalau sirupnya Tjampolai akan lebih terasa lezat. Tak ada yang enak selain sirup Tjampolai. Jika bertandang ke Cierbon jangan lupa untuk buah tangan beli saja sirup Tjampolai. Dan yang paling enak rasanya ya pisang susu. Ini terlihat penjualannya lebih banyak dibanding rasa yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun