"Ikan asin? Emang berita ikan asin itu sudah viral di sini ya?"
      "Emang viral kenapa kak? Emang viral karena hilang gitu?"
      "Bukan. itu loh artis yang nyebutin  bau ikan asin," Ibu melotot pada Dina. Ibu mulai beranjak ke dapur untuk menggoreng ikan asin lagi.
      "Aku tahu , gimana caranya tahu siapa yang ambil ikan asin,"tukas Bunga. Bunga mulai mencium-cium tubuh Dina. Begitu juga ibu dan ayah. Bunga mulai mencari lagi siapa yang bau ikan asin. Bunga melihat kucing yang ada di dekatnya. Bunga  mengangkat tubuhku. Aku senang. Sebentar lagi aku bakal disayang-sayang dan akan diberi ikan asin lagi. Bunga mencium-cium diriku.
      "Dia, dia yang curi ikana sin ibu,"teriak Bunga
      "Kok tahu,"tukas Dina.
      "Coba saja cium mulutnya." Dina mencium bau mulutku.
      "Betul bau ikan asin." Dina mulai melepaskan tubuhku dan membawa sapu lidi dan aku mulai diusir keluar rumah.  Bukan dari rumah saja, aku diusir keluar pagar rumah. Sepanjang malam aku menunggu pagar dibuka tapi sampai pagipun tak ada yang membukakan pintunya. Aku lunglai. Aku berjalan perlahan. Gara-gara mencuri ikan, aku kehilangan rumah. Kini aku menjadi kucing gelandangan dan harus mencari remah-remah di tong sampah. Kini aku menyesal, semua gara-gara ikan asin , kini aku menjadi kucing liar.