Betapa kaya kuliner nusantara. Begitu beragam. Sayangnya hanya segelintir saja yang bisa bertahan sampai sekarang. Makanan tradisonal kalah saing dengan makanan modern sehingga lambat laun menghilang dari  peredaran. Salah satu contoh kuliner asli Cirebon yang kini mulai menghilang dari peredaran adalah Ciko.Â
Ciko singkatan dari aci dikoko. Terbuat dari tepung tapioka yang dikenal dengan nama aci, yang dibuat sampai tekstur kenyal-kenyal dan dipotong bentuk dadu dan disiram dengan sambal oncom atau dikenal dengan sambal dage. Oleh sebab itu dinamakan aci dikoko karena acinya dicampur dengan kuah oncom (dikoko).
Dulu sering yang sering dijajakan. Sekarang mah banyak hanya ada pada bulan ramadhan saja. Entah mengapa begitu. Aku pertama kali diberi ciko ini saat ada acara di kantor dan ada yang bawa ciko. Ternyata yang bawa ini biasa jualan ciko pada saat bulan ramadhan juga.Â
Ternyata aku suka dengan rasanya. Kenyal-kenyal dan dituang kuah sambal oncom/dage. Wah, untuk menikmatinya lagi harus menunggu bulan puasa. Sungguh ironis. Ternyata orang Cirebon sendiri banyak yang gak begitu kenal dengan panganan ini, apalagi aku yang hanya pendatang. Lama gak makan sampai akhirnya suamiku menemukan tempat yang berjualan ciko saat melewati sana di bulan puasa.Â
Akhirnya aku mencoba ke sana sore hari sekitar setengah lima. Banyak yang datang ke sana, memang karena waktunya ngabuburit. Tapi antreannya cukup panjang. Dan aku berdebar karena ciko tinggal seperempat lagi.Â
Cepat-cepat aku bicara sama pedagangnya untuk memesan dua bungkus ciko. Kali ini bisa memilih kuah sambalnya. Ada kuah sambal asam, sambal kacang dan sambal dage. Karena terbaisa dengan sambal dage makanya aku pilih sambal dagenya.
Menurut orang Cirebon sih enaknya dimakan pakai tangan. Tapi karena kenyal-kenyal aku sih sukanya pakai sendok saja. Dulu sih dibungkus dengan daun pisang. Kalau sekarang mah pakai kertas. Dan enaknya lagi kalau minumnya es kelapa muda.Â
Bahan yang dibutuhkan
- 250 gram aci aren
- 600 ml air
- 1 bks santan kara kecil
- 1 bks masako
- secukupnya Bawang goreng
- secukupnya Daun Kucai
Bahan Sambal :
- 100 gr cabe merah
- 7 buah rawit
- 1 buah tomat
- 5 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 1 bungkus terasi B9
- 2 batang sereh keprek
- 3 cm lengkuas keprek
- Gula merah secukupnya
- Garam secukupnya
- Penyedap rasa secukupnya
- Minyak untuk menumis
Cara membuatnya
- Campur aci aren, masako, santan dan 300 ml air. Aduk rata dan saring.
- Didihkan air 300 ml. Lalu masukan adonan aci aren. Aduk terus menerus hingga meletup letup. Angkat. Tuang dalam wadah yang ceper/nampan. Lalu tabur bawang goreng dan irisan daun kucai. Diamkan sampai mengeras.
- Sambal. Panaskan minyak. Tumis cabe merah,terasi, rawit, bawang merah, bawang putih dan tomat. Hingga harum. Angkat. Sisihkan. Blender.
- Menggoreng bahan yang sudah diblender tambahkan sisa bahan. Tambahkan 500 ml air. Kemudian dirasakan  Angkat dan sisihkan.