Di pusat kota Tanjung Pandan di simpang lima akan terlihat tugu yang di bagian atasnya terdapat batu satam. Batu satam ini batu yang ditemui di Belitung sehingga dijadikan ikon kota Tanjung Pandan ini. Batu satam ini memang sulit ditemui karena terbentuknya sejalan dengan jatuhnya meteorit ke bumi. Akibatnya dipercaya sebagai pecahan batu meteorit karena meteoritnya yang jatuh ke permukaan bumi.
Padahal sebenarnya batu satam itu adalah pecahan dari permukaan bumi yan terkena hantaman keras luar biasa  dari  meteorit yang jatuh dari luar angkasa. Saat meteorit menghantam permukaan bumi maka tanah akan terburai dan memecahkan permukaan bumi. Dan setelah itu  akan mengalami pelelehan dan terus membeku kembali.
Hasil bekuan itulah yang akan menjadi batu satam. Â Dan dikenal dengan nama batu tektit (dalam bahasa Yunani memiliki arti meleleh ).
Batu satam ini bisa dijadikan perhiasan seperti untuk batu cincin atau liontin kalung. Karena jarang sekali batuan ini , sehingga harganya cukup mahal. Aku beli batu satam ini di sekitar lokasi replika sekolah Laskar Pelangi. Dan diberi harga miring karena saat di museum Tanjung Pandan pernah menanyakan harga batu satam itu lebih mahal dari yang di sini.
Nama satam diambil dari berasal dari bahasa Tionghoa "Sa" yang artinya pasir dan Tam yang artinya empedu. Batu satam sendiri ditemukan diantara batuan timah oleh penambang timah .
Batu satam sendiri sudah lama ditemukan semenjak orang mulai menambang timah. Tahun 1921 seorang insinyur dari Belanda bernama N Wing Easton menyebut nama batu ini Billitonite atau batu belitung. Nah , jadi Belitung itu adalah sebutan untuk batu satam.
Tugu batu satam ini terdapat di simpang lima di pusat kota Tanjung Pandan. Diletakan di atas tugu yang berada di sebuah taman yang dikelilingi oleh pagar. Berdiri kokoh di sana , dimana di seklilingnya banyak terdapat toko-toko dan warung-warung makan. Termasuk warung makan Mak Jannah yang terkenal itu.
Jadi malam hari berjalan dari hotel menuju pusat kota dan memandang batu satam yang tampak gelap . Tugunya dikelilingi lampu-lampu sehingga tampak temaran . Â Dan di sekitar sana ada warung mak Jannah yang menyediakan makanan khas Belitung. Aku pesan soto Belitung yang rasanya gurih sekali. Dan dinikmati dengan es jeruk kunci tentunya.
Suasana yang tak terlau ramai di sekitar tugu dan warung makan, sungguh bisa menikmati suasana malam itu. Kebersamaan bersama keluarga sanagt mengesankan saat bisa traveling bersama . Dan menikmati malam-malam di pusat kota Tanjung Pandan sambil berjalan santai , memberikan suasana yang asyik.
Jadi jangan lupa mampir ke simpang lima untuk menikmati banyak makanan khas Belitung . Menikmati juga kopi yang disediakan banyak warung kopi juga di sana. Dan menikmati batu satam di malam hari itu sesuatu.