Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengajak Anak Menabung di Bank Sampah

20 April 2016   03:36 Diperbarui: 20 April 2016   03:55 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah sudah banyak menjadi masalah dalam masarakat. Sampah yang semakin meningkat dengan bertambahnya penduduk tak mungkin dihindari. Kenyataannya sampah bisa menjadi sumber masalah bagi lingkungan sekitar. Perlunya pengelolaan sampah yang baik agar sampah terkelola Salah satunya dengan program bank sampah. Belum banyak bank sampah yang muncul di daerah hanya sporadis saja. Padahal dengan adanya bank sampah, sampah bisa ditangani dengan lebih baik. 

Bank sampah adalah tempat yang dimanfaat untuk mengumpulkan sampah . Sampah yang sudah dipilah-pilah. Sampah yang nantinya akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan tangan atau ke tempat pengempul sampah atau bank itu sendiri bisa menyalurkannya. Bank sampah dikelola oleh petugas bank sampah. Penyetornya adalah masarakat sekitar bank sampah. Diadakan bank sampah  selain untuk  mengelola sampah yang ada juga sebagai tempat edukasi masarakat agar mau sadar akan lingkungan sekitarnya.

Manfaat dari bank sampah bagi masarakat sangatlah penting. Agar kepedulian masarakat akan sampah bisa terwujud lewat kegiatan bank sampah itu sendiri. Dari sampah yang ada bisa didapat nilai ekonomis. Akibatnya bank sampah harus bekerja sama dengan masarakat karena tak bisa berdiri sendiri. Juga harus diintegrasikan dengan gerakan 4 R sehingga manfaat yang didapat dari sampah bukan hanya nilai ekonomi tapi lingkungan yang bersih dan sehat. 

Cara kerja bank sampah hampir sama dengan bank penyimpanan uang. Nasabah menyetor sampah yang akan ditimbang dan disetor dan dicatat di buku rekening. Syarat sampah yang bisa disetorkan di bank sampah adalah sampah anorganik. Sampah  yang bisa disetorkan adalah sampah plastik (kresek, wadah putih,  botol minuman,bungkus kopi, indomi, ember), kertas (koran, kardus,bungkus semen, bungkus nasi, kertas putih/buku), kaleng (panci/kaleng susu, biskuit, cat) , logam, alat elektronik.

Betapa pentingnya bank sampah ini, maka perlu banyak sosialisasi ke banyak lapisan masarakat agar mereka mengerti dan mau berpartispiasi dalam program pengelolaan sampah. Untuk itu  kami dari komunitas Circle of  Happiness mengundang Pak Yayan dari bank sampah utnuk menerangkan tentang bank sampah pada anak-anak  yang berada di komunitas Circle of Happiness. 

Penting sekali agar anak-anak sedari kecil sadar akan pengelolaan sampah. Mulai belajar memilah-milah sampah di rumah dan sebagian bisa disetorkan ke bank sampah. Dengan diperkenalkan sejak dini, berharap anak-anak ini kelak menjadi orang-orang yang sadar akan sampah dan bisa menyebarkan semangat pengelolaan sampah yang baik ke masarakat yang lebih luas. Paling tidak sekarang mereka bisa bercerita pada orang tua mereka agar mau memilah-milah sampah di rumahnya.

Setelah sosialiasi, anak-anak mulai menyetorkan banyak sampah ke bank sampah. Setiap minggu mereka akan menyetorkan sampah mereka ke tempat kegiatan Circle of Happiness . di sana akan ada petugas dari bank sampah yang akan mencatat hasil setoran dari anak-anak. Sungguh luar biasa kegiatan ini bagi komunitas Circle of Happiness. 

Bisa menjadi teladan bagi masarakat sekitar agar mereka juga mau berpartisipasi dalam program bank sampah. Mau bersama-sama menjaga lingkungan dengan sadar akan sampah. Pengelolaan sampah yang baik, akan menyebabkan lingkungan akan tetap bersih dan sehat. Pengenalan sampah sejak dini sangat diperlukan. Generasi yang akan lebih peduli terhadap lingkungan akan semakin banyak.

 

Sumber foto : Dok pribadi

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun