Aku benar-benar masih mengingat itu saat menunggumu pulang dari rumah sakit setelah menginap di sana selama lebih dari seminggu. Perjuanganku untuk menjengukmu berakhir sia-sia karena Opa bilang, kau tidak bisa menerima kunjungan apa pun kala itu. Aku sampai menangis karena bosan bermain sendirian. Dan akhirnya, Oma memintaku untuk mendoakanmu di pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam sebelum tidur. Aku benar-benar melakukannya agar kau bisa pulang dan menemaniku bermain memecahkan teka-teki kata dan melihat pertumbuhan ulat bulu pemberianmu.
"Kau harus banyak membaca. Jangan malas untuk membuka bukumu atau nanti buku-buku itu marah kepadamu," ucapmu sewaktu aku gagal menebak kata klorofil untuk pertanyaan nama dari zat hijau pada daun. Ah, kau benar-benar handal dalam mengejekku.
Pada akhirnya, itu benar, Fir. Buku-buku sempat marah kepadaku sehingga teman-temanku meninggalkan aku di kelas lama dengan teman-teman baru. Mereka mengatakan aku ini bodoh. Dan akhirnya aku putuskan untuk berteman dengan buku-buku daripada mereka. Darinya jugalah aku belajar membingkai rasa sakit dan kehilangan agar tidak menguasai jiwaku yang lemah. Dan darinya jugalah aku bisa memaknai kesukaanmu terhadap ulat bulu. Ia yang banyak dijauhi orang-orang karena penampilannya, ia juga ditinggalkan atau bahkan dibuang hanya karena ingin bermain di taman-taman. Lalu, kau memilih untuk merawatnya dan memberinya nama-nama. Ia sama sepertimu, kan?
Fir, surat ke sembilan ini sepertinya akan menjadi surat terakhirku untukmu dan aku tidak akan menunggu balasan delapan surat sebelumnya lagi. Di tanggal yang sama saat kau pergi tanpa berpamitan denganku, padahal kau tahu aku menyukaimu dan angka itu, dan di saat sepoi angin mengugurkan embun-embun, dan di saat hatiku diisi sayap kupu-kupu yang patah, aku melambaikan tangan untukmu. Teruntuk hal-hal yang aku sukai, terima kasih. Teruntuk Fir sahabatku, tenang dan bahagialah di sana.
Bumi Lancang Kuning, 14 November 2021
Hassanah adalah seorang gadis kelahiran Aceh yang besar di Tanah Melayu, Riau. Seorang penulis amatiran yang suka bermimpi dengan sangat percaya diri. Penyuka aroma kopi dan sejuknya pagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H