Mohon tunggu...
Hassanah
Hassanah Mohon Tunggu... Freelancer - Just a sister

Si penyuka ketenangan, aroma hujan, dan suara katak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fir dan Ulat Bulu

24 Juni 2023   17:03 Diperbarui: 24 Juni 2023   17:10 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: 1x.com

Aku benar-benar masih mengingat itu saat menunggumu pulang dari rumah sakit setelah menginap di sana selama lebih dari seminggu. Perjuanganku untuk menjengukmu berakhir sia-sia karena Opa bilang, kau tidak bisa menerima kunjungan apa pun kala itu. Aku sampai menangis karena bosan bermain sendirian. Dan akhirnya, Oma memintaku untuk mendoakanmu di pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam sebelum tidur. Aku benar-benar melakukannya agar kau bisa pulang dan menemaniku bermain memecahkan teka-teki kata dan melihat pertumbuhan ulat bulu pemberianmu.

"Kau harus banyak membaca. Jangan malas untuk membuka bukumu atau nanti buku-buku itu marah kepadamu," ucapmu sewaktu aku gagal menebak kata klorofil untuk pertanyaan nama dari zat hijau pada daun. Ah, kau benar-benar handal dalam mengejekku.

Pada akhirnya, itu benar, Fir. Buku-buku sempat marah kepadaku sehingga teman-temanku meninggalkan aku di kelas lama dengan teman-teman baru. Mereka mengatakan aku ini bodoh. Dan akhirnya aku putuskan untuk berteman dengan buku-buku daripada mereka. Darinya jugalah aku belajar membingkai rasa sakit dan kehilangan agar tidak menguasai jiwaku yang lemah. Dan darinya jugalah aku bisa memaknai kesukaanmu terhadap ulat bulu. Ia yang banyak dijauhi orang-orang karena penampilannya, ia juga ditinggalkan atau bahkan dibuang hanya karena ingin bermain di taman-taman. Lalu, kau memilih untuk merawatnya dan memberinya nama-nama. Ia sama sepertimu, kan?

Fir, surat ke sembilan ini sepertinya akan menjadi surat terakhirku untukmu dan aku tidak akan menunggu balasan delapan surat sebelumnya lagi. Di tanggal yang sama saat kau pergi tanpa berpamitan denganku, padahal kau tahu aku menyukaimu dan angka itu, dan di saat sepoi angin mengugurkan embun-embun, dan di saat hatiku diisi sayap kupu-kupu yang patah, aku melambaikan tangan untukmu. Teruntuk hal-hal yang aku sukai, terima kasih. Teruntuk Fir sahabatku, tenang dan bahagialah di sana.

Bumi Lancang Kuning, 14 November 2021

Hassanah adalah seorang gadis kelahiran Aceh yang besar di Tanah Melayu, Riau. Seorang penulis amatiran yang suka bermimpi dengan sangat percaya diri. Penyuka aroma kopi dan sejuknya pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun