Saat ini, pabrikan otomotif berlomba-lomba meluncurkan mobil-mobil keluaran terbaru. Rasanya, tiap hari ada saja media yang memberitakan peluncuran mobil tipe terbaru. Belakangan ini sih, Saya melihat media sedang santer dengan peluncuran Toyota Sienta, Toyota Calya, dan Daihatsu Sigra. Bahkan di kantor pun sesekali Saya mendengar rencana teman-teman yang mau mulai menyicil mobil-mobil baru tersebut.
Tapi pernah tidak teman-teman disini berpikir, kok harga mobil baru makin tidak masuk akal ya? Bayangkan saja, seingat Saya dulu Toyota Avanza ketika diluncurkan pertama kali di Indonesia, harganya Cuma 90 jutaan untuk tipe E. Sedangkan saat ini (Juli 2016), Toyota Grand New Avanza tipe E ada di harga 187 jutaan. Sudah naik seratus jutaan loh! Banyak memang faktor yang mempengaruhi kenaikan harga seperti inflasi, kenaikan harga bahan baku dan upah buruh, serta lain sebagainya. Tapi, tetap saja hal-hal tersebut makin menyulitkan kita untuk membeli mobil dengan budget pas-pasan.
Memang sih, sekarang ada alternatif murah meriah seperti mobil LCGC yang cukup ramah kantong. Hanya saja, mungkin buat sebagian orang mobil LCGC seperti Toyota Agya ataupun Suzuki Karimun dirasa terlalu minim fitur, kekuatan mesin terbatas, dan terlalu sempit. Alasan lain seperti gengsi juga kerap kali menjadi alasan mengapa sebagian orang enggan membeli mobil kelas LCGC.
Lantas, solusi apa yang kira-kira bisa memenuhi kebutuhan orang untuk bisa memiliki mobil dengan harga masuk akal, fitur mumpuni, bahkan dapat memenuhi gengsi pemiliknya? Jawabannya ada di mobil bekas! Dengan membeli mobil bekas, kita bisa membeli mobil idaman yang dahulu terasa mahal, tapi kini harganya bahkan bisa sampai separuh harga barunya. Hal tersebut dimungkinkan karena sebuah mobil biasanya mengalami penurunan harga atau depresiasi tertinggi pada satu hingga tiga tahun setelah dibeli. Sebagai contoh, Toyota Avanza E saat ini dihargai Rp.187.500.000,-. Sedangkan, mobil yang sama dalam kondisi bekas tahun 2014 dihargai hanya Rp.125 jutaan hingga Rp.135 jutaan saja. Bayangkan, kita bisa menghemat sekitar Rp.60 jutaan padahal kita mendapatkan mobil yang secara fisik hampir sama.
Memilih mobil bekas memang bisa menjadi sarana berhemat. Tetapi, biasanya timbul kekhawatiran mengenai harga dan kualitas mobil yang ingin dibeli. Misalnya, berapa harga yang layak untuk menebus suatu mobil bekas. Apakah Saya membayar terlalu mahal untuk mobil bekas tertentu, atau sekadar ingin membeli mobil bekas yang jelas murah dan menguntungkan. Belum lagi, untuk anda yang mau tukar tambah, seringkali bingung untuk menentukan berapa harga jual yang layak untuk mobil anda. Terutama bagi anda yang berniat menjual mobil anda kepada pedagang. Biasanya, pedagang menawar rendah mobil anda bukan? Satu-satunya solusi untuk menentukan harga yang layak bagi mobil bekas yang hendak anda jual atau beli adalah membaca-baca iklan mobil di internet atau di surat kabar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H