Pertanian sangat bergantung pada kebutuhan air yang cukup sehingga tidak akan membuat tanaman mati karena kekurangan air ataupun kekeringan, dimana beberapa komoditas seperti padi, jagung, dan tanaman buah-buahan sangat bergantung pada air untuk kelangsungan hidup mereka. Padahal di musim kemarau air menjadi sulit untuk di temukan karena sungai akan mengering karena hujan tidak turun, hal ini membuat para petani membuat sumur resapan. Sumur ini berbeda dengan sumur galian yang membutuhkan kedalaman sumur yang besar, sumur untuk resapan ini mengandalkan sampah organic sebagai pengumpul air.
[caption id="attachment_369205" align="aligncenter" width="560" caption="Sumur Resepan"][/caption]
Sumber gambar: http://ormcn.com/sumur-resapan-untuk-pertanian/
Biopori di berdaya kan oleh dinas pertanian kepada petani untuk menanggulangi kekurangan air yang terjadi pada musim kemarau, sumur untuk penyerapan ini digunakan karena kemudahan pembuatannya dimana tidak membutuhkan banyak biaya serta dapat dilakukan di manapun. Disarankan untuk membuat sumur ini saat mulai tanam karena sumur jenis ini tidak dapat langsung di gunakan seperti sumur galian pada umumnya. Dimana sumur ini mengandalkan alam sebagai penghasil air, mekanisme sumur ini adalah menggunakan cacing, dimana cacing tanah akan tertarik untuk menguraikan sampah organic sehingga cacing akan membuat jalan air sehingga air dapat terkumpul pada dasar sumur.
Waktu ideal hingga sumur resapan untuk menghasilkan air adalah 3 bulan, sebaiknya petani saat melakukan panen raya, mengikuti panen raya padi dimana itu terjadi 4 bulan sekali. Disarankan untuk membuat sumur untuk penyerapan air ini saat selesai panen, dimana sampah organic yang digunakan adalah batang dan tangkai dari pohon padi tersebut, namun bisa di gantikan dengan dedaunan yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H