[caption id="attachment_202578" align="aligncenter" width="430" caption="Menanti Janji Jokowi-Ahok, Rakyat Sudah Buktikan Dukungan_dok.Asrul"][/caption]
Insya Allah, Hari Kamis 11 Oktober 2012, Jokowi-Ahok akan dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI. Babak baru Jakarta menuju Jakarta Baru akan dimulai tentu dengan semangat baru. Harapan dan tantangan tentu banyak menghadang pasangan ini, musuh terbesar Jokowi-Ahok tentu datang dari diri sendiri (internal), dan harus selalu waspada. Jokowi-Ahok sudah menjadi milik rakyat Jakarta, sudah bukan milik tim suksesnya lagi. Baju dan pernik kota lainnya sudah menjadi kenangan tersendiri, karena sudah menjadi milik bersama, bersama bekerja untuk menuju tujuan yang sama, yaitu Jakarta menuju perubahan.
Perlu diingat oleh Jokowi dan Ahok bahwa, rakyat Jakarta di seluruh wilayah (6 Kab/Kota), saya sebut seluruh wilayah termasuk pendukung Foke-Nara, karena sejak Hari “H” sampai saat ini, Foke-Nara telah menunjukkan dirinya sebagai orang bijak/legowo/ikhlas, dengan menerima kekalahan sekaligus mendukung Jokowi-Ahok untuk menjalankan roda pemerintahan 5 tahun ke depan, tanpa gugatan (diduga awalnya Foke-Nara akan menggugat ternyata tidak, itu Cuma rumor). Maka dengan kondisi ini jelas sudah, bahwa publik Jakarta sudah membuktikan dukungannya kepada Anda, tinggal Anda membuktikan janji akan membawa Jakarta menjadi Jakarta Baru. Ini memang sangat berat, tapi dengan kenyakinan yang Anda miliki, Insya Allah mampu bekerja sebaik mungkin, jangan ragu menghadapi DPRD Prov.DKI Jakarta, yang nantinya “diduga” kurang mendukung Anda, Yakin masyarakat Jakarta ada dibelakang Anda, sepanjang memihak pada rakyat (pro rakyat).
Sekedar mengingatkan janji dan target Anda yang sempat diingat dan juga beberapa usulan pekerjaan menuju Jakarta Baru, antara lain:
1.Jokowi akan tetap merakyat seperti saat Anda menjadi Walikota Solo, begitu pula Ahok sewaktu menjadi Bupati Belitung Timur dan Anggota DPR-RI,artinya mudah ditemui baik di rumah maupun di kantor serta mau mendengar suara rakyat, termasuk Jokowi-Ahok tidak akan memakai pengawalan jalanan atau foreider.
2.Tidak menerima gaji gubernur dan wakil gubernur, sebagaimana saat menjadi Walikota Solo, juga tidak menerima gaji walikota (tapi kalau mau terima gajinya tidak mengapa..hehehe, yang pasti tidak korupsi, jadilah panutan dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi khususnya di DKI Jakarta.
3.Jakarta Bersih dan bebas sampah (Jakarta Zero Waste) dan bebas polusi (antisipasi kendaraan tua) dan pertahankan ruang publik (ruang terbuka hijau) yang sudah minim di Jakarta saat ini. Tambah sumur resapan (biopori), termasuk revitalisasi sungai atau Kali Ciliwung persegera, agar bebas dari sampah dan limbah beracun lainnya, beri kehidupan yang layak bagi masyarakat yang bermukim di bantaran Kali Ciliwung. Kali Ciliwung merupakan sumber kehidupan masyarakat Jakarta pada umumnya.
4.Tolak Pembangunan mall baru, mall sudah jenuh di Jakarta, dan beri fasilitas PK-5 masuk di mall, jangan hanya pengusaha/pedagang besar yang mengisi mall atau pusat kuliner modern di Jakarta.
5.Kartu Sehat (tidak ada alasan penduduk Jakarta di tolak berobat dan masuk/rawat inap di rumah sakit) artinya Rakyat punya Hak Berobat, pemerintah punya ke"Wajib"an menfasilitasi masyarakat.
6.Kartu Cerdas (tidak ada alasan penduduk Jakarta tingkat SD,SMP.SMA tidak sekolah) artinya Rakyat punya Hak Belajar/Sekolah, bukan lagi wajib belajar/sekolah. Paradigma ini harus dirubah sesuai target Jokowi-Ahok sendiri dengan adanya Kartu Cerdas tersebut. Jadi kalau ada anak-anak tidak sekolah karena fasilitas (sekolah/buku) tidak ada, maka pemerintah DKI Jakarta yang bertanggungjawab (itu aplikasi Hak Belajar dan pemerintah menjadi Wajib memfasilitasinya), itu juga aplikasi Kartu Cerdas.
7.Penataan dan Bantuan permodalan kepada Pedagang Kaki Lima (PK-5) dan relokasi serta ketenangan berusaha, tanpa di obok-obok oleh Trantib, termasuk pembangunan rumah susun untuk mereka.
8.Tidak ada bagi-bagi proyek, jabatan (tidak ada belas kasih atau sebagai tanda terima kasih), ini harus "tidak berlaku" dipemerintahan Jokowi-Ahok. Serta dalam mengatur SDM, memakai system atau kebijakan berdasarkan keahlian atau the right man and the right job.
9.Tidak akan ditaktis oleh partai pengusung (PDIP dan Gerindra), ini wajar dipertahankan oleh Jokowi, karena Mantan Wapres (2004-2009) dan Ketua PMI, Jusuf Kalla (JK) yang berperan besar dalam mengajak Jokowi menjadi gubernur dan mengantar/izin ke Megawati. Maka JK sangat diharap perannya menjadi “penyejuk/pengingat” seorang Jokowi-Ahok, juga mengingatkan Megawati dan Prabowo Subianto akan hal ini. Juga (maaf) saya katakan disini bahwa JK akan ikut bertanggungjawab bila Jokowi gagal melaksanakan tanggungjawabnya sesuai koridor dan bila Jokowi-Ahok ingkar janji, rakyat Jakarta harus ketahui “sejarah Jokowi” masuk Jakarta menjadi gubernur, JK juga patut diminta turun tangan menata Jakarta, karena JK sendiri yang menginginkan Jakarta berubah.
10.Masih banyak janji dan target lainnya, namun terasa penting dalam langkah awal pembuktian (jangka pendek) adalah segera pendataan untuk Kartu Sehat, Kartu Cerdas dan Identifikasi PK5 (diharap segenap komponen terdepan pemerintahan di DKI Jakarta (Walikota/Camat/Lurah), agar membuat pendataan yang akurat tanpa diskriminasi dan beri informasi/data yang valid, jangan ambil data lama, tapi buat data baru) sesuai data E-KTP yang ada saat ini.
11.Pangkas birokrasi yang panjang termasuk tiadakan pungutan liar untuk seluruh perizinan, khususnya perizinan usaha (SITU) beri kemudahan kepada masyarakat, bila perlu gratiskan SITUnya (tentu akan menggairahkan bagi calon pengusaha). Bila perlu adopsi Singapura yang hanya 3 hari waktu yang dibutuhkan dalam mengurus perizinan usaha. Arahkan semua PK-5 agar memiliki izin usaha, agar mereka tenang dalam berusaha dan mudah mendapat bantuan permodalan dari bank dan non bank.
12.Untuk antisipasi awal kemacetan Jakarta, adalah tata perparkiran dengan baik, hindari parkir dipinggir jalan dan kenakan biaya parkir yang tinggi disetiap wilayah strategis kemacetan. Tentu dengan pengawasan yang ketat dengan memberi insentif yang tinggi bagi pengawas, tapi bila melanggar pecat dan beri hukuman yang tinggi pula bagi PNS yang bekerja untuk itu.
Sebagaimana Jokowi pernah mengatakan demikian:” Jika ia terpilih kelak, ia hanya akan berutang budi pada masyarakat Jakarta dengan merealisasikan apa yang menjadi keinginan masyarakat Jakarta dan sekitarnya, yakni perubahan”. Paling penting Jokowi-Ahok ketahui bahwa, Anda disorot oleh 32 provinsi lainnya di Indonesia dan dunia pada umumnya karena Jakarta adalah etalase Indonesia dan juga sebagai ibukota republik Indonesia, ini menjadi triger pula untuk Anda berdua.
Terima Kasih kepada Bang Foke dan Nara.
Karena sikap Anda, Jakarta menjadi tenang dan damai pasca pemilukada. Anda sangat demokratis dan bijaksana, saya yakin Anda punya kekuatan spritual yang prima. Untuk Bang Foke dan Nara, sangat pantas Jokowi menariknya sebagai penasehat gubernur, dimana pula Bang Foke sebagai ahli planologi alumnus Jerman, sangat pantas mendampingi Jokowi-Ahok menata infrastruktur Jakarta. Bang Foke dibutuhkan oleh Jokowi-Ahok, itu tidak bisa dipungkiri.
Sekedar catatan penutup bahwa, Fenomena Jokowi dan Foke pada pilgub DKI Jakarta, patut dijadikan contoh atau teladan bagi semua pemilukada di Indonesia. Saatnya bekerja dengan Otak dan Nurani, bukan lagi otot yang mudah berbuat anarkis dan menghalalkan segala cara.
Mari kita dukung Jokowi-Ahok, beri kesempatan bekerja. Salam Jakarta Baru, Sukses :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H