Kita ketahui bersama bahwa sejak era pemerintahan Soeharto sampai pemerintahan SBY (KIB Jilid II) ini, banyak dilahirkan atau dicetuskan peringatan-peringatan (entah peringatan atau hari apa namanya, pokoknya banyaklah, sampai susah menghapalnya….Indonesia mungkin paling banyak di dunia). Namun saya tidak akan mengoreksi banyaknya namun mari kita memaknai eksistensinya, artinya kualitas dari perayaannya, jangan Cuma sekedar seremoni atau maaf sekedar menciptakan kesempatan mengeluarkan anggaran Negara atau minta sumbangan/donator kesana-kemari.
Bulan Juni ini, bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional (HKN) ke-17, jatuh pada tanggal 29 Juni tiap tahunnya, katanya, presiden kita, Pak Yudhoyono, akan menghadiri langsung secara nasional yang dilaksanakan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, namun beliau masih berada di luar negeri (menghadiri pertemuan G-20 di Toronto, Kanada, serta kunjungan ke Turki, dll. termasuk melaksanakan umrah di Madina dan Mekah) jadi puncak acaranya diundurkan sampai tanggal 20 Juli 2010.
Melihat kondisi akhir-akhir ini dengan maraknya pemberitaan video mesum alias porno, termasuk pro-kontra terjadi atas pelaksanaan undang-undang yang mengatur hal tersebut, sebut misalnya KUHP, UU Pornografi, UU ITE (debat yang kelihatan tidak ada akhirnya, sampai membingunkan masyarakat yang awam hukum). Juga didalam pemberitaan internasional, Negara kita Indonesia menempati urutan ke-3 di Asia dan Urutan ke-4 di dunia, sebagai Negara penikmat situs (internet) porno, sungguh luar biasa moral bangsa ini yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Mungkin saatnya kita memanfaatkan momentum HKN ini, untuk introspeksi secara serius dan totalitas baik oleh pemerintah maupun kepada keluarga (orang tua) demi melindungi keluarga (generasi) kita. Pembangunan moral/mental keluarga harus lebih ditingkatkan. Diketahui bersama bahwa lingkungan keluarga adalah tempat bermukimnya (hulu) kasih sayang, hormat-menghormati, cinta kasih, dari sanalah bersama kita memulai kembali membangun semangat gotong-royong yang nampak sudah hilang di negeri ini. Semangat ini, penting kita bangun (sekaitan postingan saya yang lain “Indonesia Harus Revolusi Moral” untuk membacanya klik di sini).
Pendidikan moral (etika) keluarga perlu ditanamkan sejak dini, jangan kita lepaskan semuanya kepada pemerintah (termasuk pihak sekolah/guru), waktu terbesar membina keluarga berada di lingkungan keluarga kita masing-masing, pengajaran moral/agama itu jauh lebih penting, dari pendidikan berhitung (materi) itu sendiri, karena ini merupakan basis dari segalanya. Karena kurang atau mungkin sudah pudar pengajaran moral/mental (karakter) maka Indonesia semakin “sakit dan sakit” begini sekarang, tidak ada hari tanpa anarkis, pemerkosaan, berita-berita bohong atau gosip murahan, dll. Ini semua merupakan santapan masyarakat Indonesia (1x24 jam di media). Ia pantaslah Indonesia menangis yang ditandai dengan bencana-bencana tanpa henti……Benar kan ……..?
Melalui tulisan ini, mencoba memberi secuil saran dalam mengisi momentum Harganas 2010, semoga bisa se visi demi menumbuhkembangkan atau mengembalikan karakter Indonesia ke posisi semula (Indonesia berkarakter) al:
1.Kepada Pemerintah c/q Menkominfo, DPR, KPI, atau lembaga lainnya, sesegera mungkin Menghapus (Delete) semua SITUS SEX atau PORNO dan Game yang berbau judi di Internet, apapun caranya tanpa mengesampingkan sisi positif dari globalisasi informasi itu sendiri. Alasannya klise saja, yaitu Tidak Ada Manfaatnya Situs tersebut. Sebagai acuan, Negara RRC (mantan Negara komunis) saja, memblokir adegan-adegan dan situs-situs sex di internet untuk rakyatnya, begitu sadarnya mereka (China) terhadap bahaya dekadensi moral. Mari kita sepakat bahwa situs-situs berbau sex tidak ada tempatnya lagi di bumi Indonesia.
2.Pemerintah melalui Kemendiknas, diharap memasukkan kurikulum moral sebagai pelajaran wajib di semua tingkat pendidikan sekolah, masukkan pengajaran moral disana, ini sangat penting.
3.Kepada orang tua, sesibuk bagaimanapun juga, sempatkanlah memberi pengajaran moral kepada keluarganya, apapun caranya, ajak komunikasi keluarga tentang apa permasalahan keluarga termasuk tentang sex, agar mereka mengerti, jangan abaikan, mereka butuh perlindungan Anda, bukan semata uang (materi) yang mereka butuhkan, tapi juga kasih sayang atau cinta kasih full. Termasuk beri fasilitas seperlunya kepada keluarga Anda (misalnya HP standar saja, jangan berlebih, akhirnya salah manfaat, ingat asas manfaat). Hati-hati, jangan sampai “katanya” menyanyangi keluarga, malah terbalik, justru menjerumuskan keluarga, banyak keluarga salah kaprah dalam konteks ini.
4.Orang tua, diharapkan memantau anak-anaknya bila membuka internet di rumah/hp, terlebih bila anak Anda ke Warung Internet (warnet), ditengarai mereka hanya bermain game (sekarang banyak game berbau judi di internet ), buka situs sex/porno. Alasan ke Internet, katanya tugas sekolah dll……..oh tunggu dulu, jangan langsung percaya. Jadi sebaiknya pantau dan evaluasi. Semua ini berbahaya bila moral atau karakter tidak terbangun sejak dini. Ini pula merupakan fenomena meningkatnya usaha-usaha warnet atau hotspot cafe, dll. karena mereka (pengusaha) membaca trend atau kondisi ini (kebutuhan semu), mereka juga tidak mau ambil pusing, katanya “Emangnya Gue Pikirin”.Susah memang, satu sisi usaha warnet meningkat namun dilain sisi moral terkikis. Siapa yang disalahkan ? susah juga, dan sekarang tidak perlu cari kambing-hitamnya, cari solusi dengan men-DELETE semua situs berbahaya (situs porno dan game berbau judi) dan orang tua harus pula melek dunia-maya (Ingat wabah internet ini sudah sampai ke pelosok desa), maaf, saya tidak salahkan internetnya karena itulah globalisasi yang harus kita terima (suka tidak suka).
5.Khusus kepada Guru/Sekolah, karena anak-anak senang buka internet atau ke warnet, coba sekalian saja diajari dan persyaratkansiswa membuat “Blogspot” di Internet (masukkan dalam kurikulum, sebagai muatan local), setidaknya (kegiatan awal) mengomentari tulisan Blog Guru/Blog Sekolah, beri pekerjaan rumah mereka dengan cara memasukkan tulisan (copy paste juga boleh…hahahaha) agar waktu mereka tersita di blog dan ini di evaluasi bersama orang tua masing-masing, dari sini juga terbaca jam aktivitas mereka di internet.Tidak susah memulainya, karena mereka itu sudah punya account facebook, sudah ada dasar untuk menjadi blogger (penulis di internet).
6.Kepada media (khususnya Televisi), pilih dan pilah tanyangan yang mendidik (banyak kegiatan kreatif di masyarakat layak expose), info gosip artis itu sangat memicu pertikaian, kecemburuan sosial dan pola hidup mewah. Termasuk tanyangan talkshow, pilihlah narasumber yang cendikia/objektif (berpikir konstruktif) jangan ASALdong. Berita tawuran antar mahasiswa (murahan) bila perlu jangan tanyangkan, mereka-mereka itu hanya pingin tampil saja. Banyak berita lain yang mendidik dan berbobot serta punya dampak positif.
Orang bijak katakan begini “Kalau Mau Sukses Belajarlah dari Pengalaman Sendiri dan Pengalaman Orang Lain”, jangan sampai paradox pesan itu, maksudnya, mereka bisa mencontoh perlakuan “jelek/munafik” dari panutannya (orang tua dan pemerintah) bukan diambil pengalaman baiknya. Mari bersama membangun (merestorasi) moral Indonesia.
Maaf, tulisan ini, merupakan bukti kegelisaan melihat Indonesia saat ini. Seluruh pengelola negeri ini, sedapatnya memberi contoh/panutan/suri teladan kepada rakyat Indonesia, karena ini merupakan pengajaran yang berharga (moral) bagi rakyat Indonesia, bagi kita semua. Serta merupakan proses pendidikan dan pengajaran kepada keluarga
Tautan sekaitan :
1.Indonesia Harus Revolusi Moral klik di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H