Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Eksistensi Koperasi Indonesia Diusia ke-63

16 Juli 2010   10:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:49 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

[caption id="attachment_195970" align="alignleft" width="248" caption="Bapak Koperasi Indonesia Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (Gbr.Google Image)"][/caption]

Catatan ini dalam rangka peringatan Hari Koperasi Indonesia ke-63 dihadiri oleh Presiden Yudhoyono, yang bertempat di Lapangan Markas Besar KodamV/Brawijaya, Surabaya.Jatim dipilih sebagai sebagai tuan rumah peringatan Hari Koperasi Indonesia karena berprestasi dalam meningkatkan perekonomian melalui Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui koperasi-koperasi. Sebagai provinsi pertama di Indonesia penggerak koperasi. Untuk itu, Jatim menerima kesempatan sebagai tempat puncak peringatan hari koperasi tahun ini. Presidan SBY juga akan meresmikan "rumah pintar" yang dibuat Kodam V/Brawijaya.

Masih dalam rangkaian Hari Koperasi, sebelumnya Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Dr. Syarifudin Hasan meresmikan Pusat Souvenir UKM Jawa Timur, Gedung Pamer Produk UKM Jatim, Griya Wisata Pusat Batik Jatim, Mobil Klinik Koperasi dan UMKM, serta "Small Medium Enterprise/SME Center" melalui http://www.plasa.com.

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 33, usaha koperasi seharusnya merupakan sokoguru ekonomi di Indonesia. Bagaimanapun juga, koperasi yang sejatinya merupakan suatu lembaga ekonomi untuk menolong diri sendiri secara bersama-sama, sangat penting dalam meminimalisasi angka pengangguran dan kemiskinan yang masih tinggi. Oleh karena itu, semua pihak yang terkait diharapkan segera sadar terhadap urgensi serta arti penting peran koperasi dalam mengatasi kemiskinan di negeri ini seperti yang telah banyak dilakukan oleh negara-negara lain.Karena itu, revitalisasi koperasi perlu ditingkatkan kembali di berbagai daerah di seluruh Tanah Air. Di tengah kekalutan perekonomian rakyat pasca kenaikan harga BBM, kenaikan TDL, dll. koperasi tetap kita harapkan peran dan fungsinya selaku sokoguru perekonomian rakyat sebagai usaha bersama sesuai dengan amanat konstitusi.

Masalah Membelit Koperasi di Indonesia

Pertama, Kesadaran berkoperasi belum tumbuh berakar di kalangan masyarakat Indonesia. Dari sekian banyak masalah, yang kini banyak disorot adalah minimnya peran anggota dalam organisasi koperasi, kebanyakan koperasi dijadikan alat untuk kepentingan pemerintah saja.Koperasi masih dijadikan komoditas (barang dagangan), yang hanya dipergunakan untuk menggarap proyek-proyek pemerintah.

Kedua, Pengelolaan organisasi dan usaha, termasuk pengawasannya masih sangat lemah karena kekurangmampuan pengurus, badan pengawas maupun manajer di lapangan. Dengan kata lain, manajemen koperasi kurang mampu untuk mengorganisasi dan mengelola anggota-anggota koperasi secara efektif. Lebih-lebih dalam hal memotivasi para pengurus dan manajer di lapangan agar mampu bekerja dalam etos kewirausahaan yang berkarakter koperasi.

Ketiga, Korupsi dan salah urus masih subur di usaha sektor koperasi. Banyak koperasi yang didirikan oleh segelintir manusia yang sebenarnya sudah memiliki itikad tidak murni untuk mendirikan koperasi. Seolah-olah, mereka hanya numpang makan dan numpang hidup di dalam mendirikan koperasi tersebut.

Keempat, Fenomena campur tangan (intervensi) politik/birokrasi yang terlalu dalam dari pihak pemerintah terhadap gerakan koperasi di Indonesia. Dari sejak jaman pemerintahan Orde Baru hingga Orde Reformasi, hal ini masih dijumpai. Selama periode tersebut, koperasi sudah dimanipulasi sedemikian rupa, baik itu dari sisi legal-formal, yakni undang-undangnya, maupun pada tingkat kelembagaan.Perubahan yang kini terjadi memang sudah menyiratkan berkurangnya peran intervensi pemerintah, dan secara alami seharusnya hanya bertugas untuk membina dan mengarahkan perkembangan koperasi.

Kebangkitan Koperasi

Berdirinya Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, ditambah dengan banyaknya pakar koperasi, dan bahkan adanya perguruan tinggi koperasi (pencetak calon pengurus koperasi), ternyata belum mampu membuat koperasi bangkit dari keterpurukannya.Koperasi masih saja terkesan sebagai proyek ekonomi pinggiran. Koperasi dibentuk karena dibutuhkan oleh para anggotanya, dan bukan sebaliknya koperasi membutuhkan anggota. Kalau hal terakhir itu yang terjadi, maka koperasi akan tumbuh dengan pola top-down, dan akhirnya akan mengalami kegagalan, seperti yang sudah banyak terjadi di Indonesia hingga saat ini. Inilah tragedi koperasi, yang harus dipecahkan bersama.

Untuk kebangkitan koperasi ini, ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama,perubahan paradigma koperasi dari usaha kecil, marginal, dan terpinggirkan menjadi koperasi sebagai entity businessyang bermuatan sosial. Kedua, setiap koperasi harus mempunyai doktrin koperasi yaitu ideologi koperasi. Koperasi sebagai entitas usaha ekonomi rakyat untuk mencapai kedaulatan rakyat di bidang ekonomi sehingga koperasi akan menjadi centre of gravity(sentral gravita) atau jantung kekuatan dari ekonomi nasional yang berpangkal pada kedaulatan ekonomi rakyat.

Dengan meningkatkan kekuatan koperasi melalui aliansi koperasi diharapkan dapat menjadi patner bagi kekuatan ekonomi yang lebih besar. Beberapa industri kecil yang tergabung dalam koperasi jika dipersatukan akan menjadi kekuatan untuk menunjang industri yang besar dan maju.

Koperasi di Luar Negeri

Berbagai contoh kegiatan partnership di Korea seperti produsen KIA dan Hyundai tak lepas dari peran koperasi-koperasi pembuat spare part dan komponen otomotif mereka. Jadi, ketergantungan antara industri besar dan koperasi adalah hubungan partnershipyang baik dan saling menunjang.

Demikian juga dengan kegiatan industri otomotif Honda di Jepang yang berpatner dengan asosiasi industri rakyat yang berhimpun dalam koperasi. Di Jepang misalnya koperasi bahkan mampu bersaing dengan peritel besar seperti carefour, hipermart dll kenapa? Karena koperasi konsumen jepang menggunakan konsep manajemen berbasis anggota tidak sekedar berbasis pelanggan.

Jadi, meningkatkan ekonomi rakyat melalui koperasi adalah meningkatkan potensi industri kecil yang terhimpun dalam koperasi menjadi industri kecil yang tangguh dan menjadi partner yang serasi dengan industri besar yang telah berpengalaman. Pola semacam inilah yang akan menjadi center of gravitybagi tumbuhnya perekonomian rakyat yang kokoh.

Sejalan dengan ide pengembangan eksistensi koperasi, dalam kondisi krisis ekonomi, gIobaIisasi/liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, upaya untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pembangunan koperasi adalah sangat penting. Keikutsertaan warga masyarakat sebagai pelaku ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapai sasaran-sasaran makro pembangunan ekonomi yaitu penyembuhan ekonomi nasional. Hal tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa pembangunan koperasi tidak dapat lagi hanya disandarkan pada pendanaan dari pemerintah, terlebih lagi dengan kondisi keuangan pemerintah sekarang ini yang semakin menyempit karena lebih banyak bersandar pada pinjaman dari luar negeri.

Koperasi telah melenceng dari cita-cita bapak koperasi Indonesia, Muhammad Hatta. Mari kita luruskan dan kembali keposisinya semula. Diharapkan semangat untuk berkoperasi terus muncul dan sambung -menyambung agar koperasi tidak hilang di Indonesia. Pemuda (masyarakat) harus kembali bangkit untuk meneruskan cita-cita perjuangan Bung Hatta melalui koperasi, dengan penerapan manajemen berbasis anggota.

Lahirkan pengusaha Indonesia melalui Gerakan Koperasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun