Ambisi Yes dan No Ambisius ya Bro
Kenapa sedikit saya buka sukses story Mas AHY untuk ingatkan dalam menghadapi Pilpres 2024, jangan salah pilih. Ambisi boleh tapi jangan ambisius. Belum saatnya ngotot menjadi cawapres, belum bisa menang. Malah akan merusah capresnya, Anies.
Kalau memang dalam kalkulasi politik dari koalisi Mas AHY, akan kalah bila AHY paksa (ambisius) duduk sebagai cawapres, lebih baik mengalah. Perjalanan politik Anda masih sangat panjang.Â
Coba pertimbangkan dan berikan saja jatah itu pada Sandiaga Uno yang punya rekam jejak yang mumpuni dan sudah saling kenal tabiat dengan Anies.
Karena ada kecenderungan koalisi yang NasDem bangun bersama Demokrat dan PKS bisa gagal tanpa Demokrat. Jangan Anda jual mahal, tapi ahirnya terpaksa Anda diterima. Tapi ujungnya kalah, buat apa hanya pencitraan saja.
Jangan sampai karena koalisi Mas AHY gagal tanpa Anda, maka dipaksakanlah AHY sebagai cawapres tapi peluang menangnya susah dan pasti susah, karena AHY belum pantas jadi cawapres cukup menteri saja dulu.
Pahami situasi, kenapa Surya Paloh meminta Anies cari pasangan, sebenarnya itu sebuah trik hadapi Mas AHY agar bukan Surya Paloh atau Jusuf Kalla menolak Mas AHY, Anda tentu paham itu.
Kalkulasilah diri Mas AHY bila bersama Anies, bila faktor keterpilihannya susah terpenuhi, Anda tetap saja di NasDem dan cari figur cawapres yang mumpuni.
Walau Mas AHY punya kekuatan maha dahsyat atas ketergantungan besar NasDem pada Demokrat, tapi Anda coba kembali kalkulasi. Karena pada koalisi yang lain, Mas AHY juga tidak punya ruang cawapres.Â
Kalau Demokrat tetap di NasDem itu lebih tinggi nilai tawarnya dibanding di koalisi lain, walau jatah Demokrat bukan cawapres, tinggal AHY buat kesepahaman di Pilpres 2029. Anda bisa the next presiden. Ingat ambisi yes dan ambisius no.