Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDIP-Gerindra Koalisi: Dua Paslon Pilpres 2024, Ini Ditakutkan SBY?

4 Oktober 2022   10:21 Diperbarui: 4 Oktober 2022   11:02 2377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi Pemilu 2024 (Liputan6.com/Triyasni)

Menyambung artikel sebelumnya (26/9) dengan judul Tiga Capres di Pilpres 2024 dan Tanpa Ganjar Pranowo, Siapa Saja?, maka prediksi penulis semakin mendekati sasaran.

Yuk ikuti penjelasan analisa selanjutnya, setelah Gerindra dan NasDem menentukan jagoannya menuju Pilpres 2024. Akan semakin stres atau terdesak waktu Jokowi dan Megawati untuk menentukan sikap.

Presiden Jokowi, sekali lagi penulis sarankan, bahwa abaikan even Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar oleh Relawan Jokowi di setiap provinsi, itu tidak ada artinya. Strategi konvensional di zaman politik modern.

Baca juga: Jokowi Buka Musra di Bandung, Fakta Rivalitas Megawati Menuju Pilpres 2024

Begitu juga Megawati, tidak usah paksa Puan blusukan ketemu para ketua umum partai politik dan turun ke daerah-daerah, percuma dan terlambat, ditertawai saja.

Puan susah jadi Capres karena takdirnya adalah Cawapres, tapi mau dipaksakan. Jangan paksa nanti gigit jari, karena tidak ada juga yang mau jadi Cawapresnya.

Ada yang mau, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (PKB) dan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (Demokrat), tapi Megawati pasti tidak setuju. 

Karena Megawati, Puan jadikab Prabowo sebagai Cawapres, ini semakin tidak masuk akal bagi Prabowo, imposible. Sekencang apapun politik itu bergemuruh, Prabowo itu tentara dan punya integritas tinggi.

Baca juga: Megawati Jangan Paksa Puan Nyapres 2024, Ini Kalkulasinya?

Potensi Dua Paslon

Setelah Prabowo Subianto mengukuhkan dirinya maju sebagai Capres 2024 melalui Rapimnas (Baca: Pesan Politik Prabowo ke Mega dan Jokowi dari Sentul Bogor), tanpa menyebut pasangan, walau ada Cak Imin siap dibelakangnya.

Giliran Partai NasDem, Senin (3/10) memilih dan menetapkan Anies Baswedan sebagai Capresnya dari tiga kandidat sebelumnya, termasuk Andika dan Ganjar yang masuk radar NasDem (Baca: Menakar 3 Bacapres Partai NasDem, Siapa Korban?)

Baca juga: Cara JK Kawal Anies Tanpa Partai, Sekaligus Bikin Stres Capres Lainnya

Prabowo dan Anies sama belum tentukan Cawapres pasangannya, yes strateginya sama, semua menembak PDI-P, Puan. Fakta bahwa Prabowo dan Surya Paloh masih menghargai Jokowi dan Megawati. Berarti yang lagi perang merebut mahkota adalah Prabowo dan Anies.

Baca juga: Pesan Politik Prabowo ke Mega dan Jokowi dari Sentul Bogor

Empat anak bangsa ini, Jokowi, Megawati, Prabowo dan Surya Paloh merupakan penumpang satu perahu pada pemerintah Jokowi-Ma'ruf. Mereka sangat menjaga dan hati-hati pecah kongsi, walau memang harus terjadi di Pilpres 2024.

Prabowo, Jokowi dan Megawati mungkin masih bisa satu perahu menuju Pilpres 2024, bilamana Megawati mau mundur selangkah untuk mengusung pasangan Prabowo-Puan. Jokowi akan mengalah dan damai disini.

Jokowi dan Surya Paloh bagaimana? Yes, sangat susah bersama Jokowi lagi karena faktor Anies dan Prabowo serta Megawati. Artinya kalau Jokowi berpihak pada Anies, maka resiko Jokowi terlalu besar meninggalkan Prabowo dan Megawati.

Baca juga: Prabowo-Puan Pasangan Paling Berpeluang di Pilpres 2024

Kalau sekiranya Megawati begabung Prabowo dan Jokowi mendukung Prabowo-Puan, bisa terjadi head to head antara Anies dan Prabowo. Artinya hanya dua paslon menuju Pilpres 2024.

Altenatif Puan tetap maju, berarti ada tiga paslon. Namun ini sangat beresiko bagi Puan. Begitu juga bila Jokowi paksa Ganjar maju melalui KIB, juga beresiko. Karena kemungkinan besar Pilpres 2024 tetap dua putaran, yang maju Prabowo dan Anies. Nah, bila Anies tidak tersandung korupsi di KPK?!.

Baca juga: Puan Maharani Capres, PDIP Potensi Kalah Pilpres 2024

Putaran pertama ada 3 atau 4 paslon, Anies, Prabowo,  Puan dan Ganjar. Lalu putaran kedua Anies versus Prabowo. Jadi sudah bisa diprediksi siapa presiden pasca Presiden Jokowi, antara Prabowo dan Anies.

Cawapres Menjadi Kunci

Dua, tiga atau empat paslon masuk Pilpres 2024, tetap menjadi kuncian adalah siapa yang pandai memilih Cawapres, rakyat berpihak padanya.

Artinya Cawapres yang akan menjadi kendali keterpilihan di masyarakat pada Pilpres 2024 (Baca: Pilpres 2024: Cawapres Pegang Peran Penting, Salah Pilih, Kalah!).

Ini ada catatan dari penulis, bahwa Siapa Capres yang bisa menarik Cawapres yang direstui oleh PBNU atau struktural NU atau kelompok keluarga Gus Dur, kemungkinan besar itu yang berpotensi melanjutkan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf 2024-2029. 

Baca juga: Strategi Gus Imin Menarik Simpati Prabowo Subianto

Kita tunggu apakah Prabowo atau Anies, keduanya berpotensi didukung sama PBNU. Walau NU berada pada posisi netral, tapi ada namanya dukungan moril. Anies sebenarnya sangat mudah didukung NU, faktor Jusuf Kalla. Tapi sepertinya, NU lebih pro Prabowo, kecuali Anies tarik Khofifah Indar Parawansa jadi Cawapres. Nah ini baru seru.

Serunya kenapa? Karena akan bertemu dua paslon di Pilpres 2024 yang semuanya memiliki srikandi, yaitu Prabowo-Puan vs Anies-Khofifah. Formasi inilah yang paling ditakutkan Mantan Presiden RI ke-6 Prof. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sehingga turun gunung katanya.

Asal jangan saja Megawati dan Prabowo, menarik dan menjadikan Cak Imin menjadi Cawapres, karena Cak Imin tidak harmonis dengan PBNU atau struktural NU.

Semuanya kontra Cak Imin dan itu juga masalahnya Prabowo masih gantung Cak Imin sampai Cak Imin sibuk kesana kemari. Karena Prabowo akan hangus bila Cak Imin sebagai Cawapresnya. Struktural NU akan jauh.

Bagaimana pendapat Anda?

Jakarta, 4 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun