Alibi, sudah dua jenderal dan satu perwira menengah, bisa disebut menjadi "korban jabatan" atas kasus ini. Kurang apa lagi membaca dan menganalisanya.
Polri sudah sepantasnya mengamankan Bharada "E". Walau belum dijadikan tersangka. Ini kasus pembunuhan, artinya juga kembali nyawa menjadi taruhannya.
Padahal, sangat penting diamankan jiwa Bharada "E" sebagai manusia biasa yang punya hak hidup. Dimana Bharada "E" sebagai saksi kunci atas kasus dugaan tembak menembak antara Bharada "E" dan menewaskan Brigadir "J"
Alasan yang paling utama untuk menjaga keselamatan atas jiwa Bharada "E" karena berpotensi memancing emosi atau amarah keluarga Brigadir "J". Jiwa Bharada "E" bisa terancam lho Pak Jenderal Listyo.
Baca juga:Â Bharada E yang Tembak Rekannya hingga Tewas di Rumah Dinas Pejabat Polri Disebut Penembak Nomor Satu
Polri harus waspada dalam masalah ini, karena sangat mungkin terjadi hal yang tidak diinginkan, khususnya keselamatan dan jiwa Bharada "E", bisa merepotkan semua pihak dalam mengungkap kasus ini.
Apalagi kasus ini diduga merupakan kasus pembunuhan berencana yang belum terungkap sampah hari ke dua puluh lima, maka kewaspadaan harus sangat ketat demi menjaga nyawa dari Bharada "E".
Juga bisa repot serepotnya bila tiba tiba Bharada "E" kabur atau dikaburkan, semua dugaan ini bisa saja terjadi bila Polri tidak waspada, waspadalah dan tidak ada salahnya bila berjaga jaga.
Karena diduga keras kasus ini sepertinya punya efek besar dan berpotensi terjadi saling sandera menyandera antar oknum. Semoga tidak ada kasus besar diantara kasus pembunuhan Brigadir "J".
Pastinya jagalah marwah Polri sebagai pengayom dan pagar keamanan dan ketertiban masyarakat - Kamtibmas - Indonesia yang sama kita cintai.
Seri tulisan sebelumnya: 1, 2. 3, 4, dan 5.