Menyelesaikan sebuah masalah yang lebih efektif dan efisien adalah melakukan langkah taktis untuk bertindak paradox dengan terlebih dahulu keluar dari inti masalah. Selanjutnya mengamati masalah itu dari luar untuk menemukan solusi.
Cara atau strategi demikian akan kelihatan jalan keluar atau solusinya. Karena potensi atau sumber masalah dengan mudah bisa terbaca dari luar. Bukan dengan hanya berputar pada sumbu masalah itu sendiri. Sebagai contoh konkrit adalah penonton bola sangat pintar bila dibanding pemain bola itu sendiri.
Lirik penerapan PSBB, apa yang terjadi ? Hanya membuang uang rakyat, lalu perhatikan daerah yang melakukan perpanjangan PSBB. Apa dasar temuannya untuk melanjutkan, jadi menurut situasi dan kondisi, ya hanya seperti sebuah film murahan atau sinetron saja.
Jadi adanya program new normal ini, ya kita ikuti saja. Semoga strategi ini bisa dijadikan dasar untuk memberitahu dunia dan rakyat Indonesia yang kurang tahu masalah. Semoga nantinya bisa menerima keputusan bahwa virus corona sudah pergi dari bumi atau Indonesia sudah stril. Sedikit lucu yaa masalah pandemi Covid-19. Maju kena mundur kena.Â
Corona Butuh Pertobatan
Okeylah kita dukung program New Normal dari pemerintah, tapi sangat perlu Presiden Jokowi melakukan back up atau kombain strategi non materil dengan melibatkan Kementerian Agama.
Presiden Jokowi sangat perlu menggandeng tokoh lintas agama dalam memberi pencerahan di masing-masing ummatnya tentang pesan moral yang menjadi sorotan untuk dilakukan perbaikan gaya hidup dan kehidupan yang penuh dengan gemerlap dunia atau hedonis selama ini. Kembali kepada kehidupan yang normal dengan prinsip keseimbangan antara dunia dan ahirat.Â
Sesungguhnya kehidupan yang hedonis atau koruptif dewasa ini, justru itu yang merupakan gaya hidup abnormal, hal ini perlu kembali dinormalkan atau dikembalikan kepada hakekat aselinya, bukan hanya bagaimana menghindari virus corona.Â
Peran atau penguatan spritual dalam hidup kehidupan yang perlu disampaikan kepada masyarakat, terkhusus pada pelaksana negara yang banyak lalai dalam tanggung-jawabnya. Terlalu koruptif dalam tugas dan tanggung jawab sebagai abdi negara.
Sangat perlu dimengerti bahwa pandemi Covid-19 ini diturunkan oleh Tuhan Ymk penuh dengan makna dan kebaikan pada manusia. Tapi sungguh sangat heran kenapa para ahli agama, sosiolog atau budayawan atau cerdik cendikia sepertinya bungkam untuk ikut peduli menjelaskan dari kacamata berbeda, selain dari ilmu kesehatan.
Perlu strategi jitu memulangkan si Covid-19 kepada habitatnya (pemiliknya) Tuhan Ymk. Presiden Jokowi perlu segera aplikasi Program Revolusi Mental. Persoalan mental bangsa ini tidak main-main butuh perbaikan.