"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?"Â (Al-Quran: Muhammad Ayat 22)
Bumi sesungguhnya terlalu baik dengan manusia. Hanya saja manusia sangat buruk memperlakukan bumi dengan seenaknya. Mungkin manusia lebih merusak alam ketimbang wabah corona virus menyerang manusia.
Sadarkah bahwa bumi sedang menangis, sehingga bencana menghampiri manusia. Bisa jadi, Tuhan melalui corona virus menegur manusia yang tamak dan sombong.
Manusia sebagai penghuni sekaligus penjaga bumi, harus selalu waspada. Karena bumi memiliki cara yang hebat dalam menjaga dirinya, bila manusia lalai. Bumi adalah saudara kembar manusia yang perlu dijaga dan dipelihara.
Paling pantas dilakukan pada masa pandemi Covid-19 dan sekaligus memperingati Hari Bumi ke 50 pada tahun 2020 (22/4). Manusia perlu introspeksi, merenungi apa yang telah dilakukan selama ini terhadap bumi dan segala isinya.Â
Pada dasarnya bumi akan memusnahkan mahluk hidup yang tidak mendukung yang lainnya. Alam terus menerus melakukannya selama jutaan tahun dan sampai ahir zaman. Maka saatnya bijak merawat bumi.Â
Manusia terlalu serakah dalam kehidupan. Sampai rela menghancurkan bumi dan membunuh sesamanya, melalui paham yang keliru tentang makna ramah lingkungan. Hanya untuk bisa bertahan hidup atau mempertahankan diri demi atas nama gengsi.
Kondisi bumi tentu akan menjadi lebih baik dan sehat, bila manusia mampu memelihara dan menjaganya. Hidup diatas bumi dengan mengambil manfaat sesuai porsi tanpa harus mengambil hak orang lain. Berikan hak bumi untuk selalu bersih dari sampah.Â
Mampu mengelola dan mengolah bumi dan isinya secara bijaksana sesuai azas manfaat. Tanpa harus memanfaatkan dengan perilaku yang buruk terhadap bumi dan sesama manusia, demi keuntungan sesaat.Â
Pengelolaan dan pengolahan sampah di Indonesia masih karut-marut pada 514 kabupaten dan kota. Belum ada tercipta sistem terintegrasi secara nasional dalam penanganan sampah dan limbah medis dari hulu ke hilir.