"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, bahtera-bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan (suburkan) bumi sesudah mati (kering)-Nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; (pada semua itu) sungguh terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berakal." Quran Al-Baqarah ayat 165.
Corona atau COVID-19. Adalah pandemi yang mirip flu, hal tersebut dinyatakan oleh World Health Organization (WHO) pada 12 Maret 2020. Corona, pasti semua orang tahu dan mengenalnya sejak 2019. Baik masyarakat desa sampai pada kaum urban milenial.
Bahkan setelah perginya Corona, dipastikan tidak akan hilang begitu saja dengan mudah di benak atau alam pikiran manusia. Bila Corona hendak dibandingkan musibah lainnya yang pernah melanda dunia sebelumnya. Corona tiada taranya dalam makna sebagai pembawa pesan dari Tuhan untuk kebaikan manusia.
Istilah pandemi menurut KBBI dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi daerah geografi yang luas. Dalam pengertian yang paling klasik, ketika sebuah epidemi menyebar ke beberapa negara atau wilayah dunia.
Sebagaimana pesan atau pidato Presiden Jokowi yang dirilis di medsos per tanggal 10 April 2020 (baca atau klik di SINI), sudah 209 negara yang dikunjungi oleh si Cantik Corona.
Coba cermati dan lakukan identifikasi atau mencatatnya, untuk mengetahui hasil ahir misi Corona. Negara apa saja yang dikunjungi dan bagaimana penghuni rakyat atau warga negara tersebut dalam mengelola dirinya secara lokal, nasional dan internasional.
Kenapa demikian? Karena penulis sangat yakin bahwa Covid-19 membawa pesan khusus tentang keadilan dan kemanusiaan serta perlunya ada perubahan drastis atas perilaku secara signifikan dalam keluarga, masyarakat dan bernegara atau hubungan lintas negara.
Tentang perilaku sosial, budaya, agama, bisnis dan ekonomi, keamanan, politik, kesehatan, pemerintahan, kemasyarakatan, kehidupan pada lingkungan lokal, nasional dan global. Sampai si Corona masuk pada sendi-sendi kehidupan terkecil di keluarga. Semua pesan tersebut dikemas dalam satu judul saja yaitu #diRumahAja atau #JagaJarakAman
Penulis telah urai dan buktikan dengan beberapa judul tulisan sejak merebaknya pandemi Covid-19 yang mengaitkan Corona dengan makanan kotor dan kesombongan.
Umumnya penulis hanya menyorot dan menggali pesan non medikal yang dibawa oleh Corona. Setidaknya hanya sedikit bergeser pada munculnya karakter aseli dadakan dalam berbisnis dan bersosial, memanfaatkan masa Covid-19 tanpa jeli dan kontrol bisnis yang rasional.Â