Pemerintah dan masyarakat pertanian Indonesia diharapkan bertindak nyata dalam upaya mempopulerkan dan mengangkat citra produk pertanian organik Indonesia dalam rangka mendukung terwujudnya ketahanan pangan yang tangguh.
Mengaplikasi program pemerintah pusat yaitu Program Indonesia Bersih, beberapa hari lalu (7/08) Tim Reaksi Cepat Sampah dari Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman, Green Indonesia Foundation bersama Para Pemandu Wisata Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) melakukan survey lokasi pemanduan dan potensi sampah di seputaran TNGR. Seperti di Simbalun, Timbanuh, Senaru dan Aikberik.
Ada banyak alasan di balik kunjungan yang terus berlipat ke gunung yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Tengah ini.Â
Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 m dpl adalah gunung api tertinggi kedua di Indonesia setelah Gunung Kerinci yang berketinggian 3.800 m dpl. TNGR memiliki luas sekitar 41.330 ha.
Gunung Rinjani beserta Kaldera Segara Anakan menjadi salah satu objek wisata Lombok paling favorit untuk memburu sunset. Selain dua objek tersebut, ada satu lagi tempat yang memiliki pesona mengagumkan di saat matahari terbenam. Ialah Bukit Anak Dara yang memiliki pemandangan cantik sore hari di Lombok.
Dalam kunjungan di kaki Gunung Rinjani yang dikelilingi deretan gunung atau taman bumi (geopark). Tepatnya di Bukit Anak Dara, dimana penduduk kawasan tersebut umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan pekebun hortikultura.
Bermacam-macam jenis tanaman yang mereka atau para petani kembangkan di hamparan tanah subur ex gempa bulan Juli 2018. Antara lain yang mendominasi sebagai tanaman pokok adalah bawang putih, juga ada bawang merah, cabe, bermacam-macam jenis sayuran dan buah seperti Buncis, Strawberry, dll.
Diharapkan nantinya bank sampah Gunung Rinjani yang akan didirikan di semua arah masuk Gunung Rinjani bisa menjadi pendorong semangat para petani untuk mengolah sampah organik atau limbah pertanian dan perkebunan menjadi pupuk kompos untuk mendukung dan menjaga kesuburan lahan para pekebun.
Setidaknya ada empat bank sampah di masing-masing desa dalam tiga kabupaten yang menopang Gunung Rinjani dimana pada hamparannya sangat perlu dukungan pupuk organik. Termasuk bank-bank sampah yang dikawal oleh Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) dapat mengembangkan pertanian dan perkebunan organik berbasis sampah.
Bank-bank sampah akan mengembangkan kebun desa hortikultura untuk menjadi suguhan menarik bagi pengunjung destinasi wisata Gunung Rinjani selain mendaki gunung. Ada beberapa alternatif kunjungan yang nantinya akan disiapkan oleh PKPS yang berbasis masyarakat.