"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala Puji bagi Allah"
Bulan suci Ramadan 1440 H dan genap sudah 30 hari kita berpuasa. Hari ini kita sama memasuki 1 Syawal 1440 H - 5 Juni 2019. Saatnya seluruh umat Islam meraih kemenangan di hari yang fitri. Namun kesempurnaan kemenangan bila menyambung tali silaturahim yang putus atau retak diantara manusia.
Saling maaf memaafkan merupakan wujud manusia yang beriman dan bertaqwa. Pada kondisi ini, manusia berada pada kesucian hati dihadapan Allah Swt. Sempurnalah ibadah puasa Ramadan bila pada hari yang fitri melakukan silaturahmi untuk maaf memaafkan, agar kembali ke fitrahnya.
Memaafkan adalah sikap paling terpuji. Sebagaimana Allah Swt ber firman dalam Al-Quran: "..... orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran: 134)
Umat Islam mendapatkan kemenangan pada Hari Raya Idul Fitri dan merupakan hari besar umat muslim dunia. Khususnya di Indonesia diperingati sebagai hari libur nasional, yang dirayakan oleh masyarakat Indonesia yang memang mayoritas Muslim, tapi suasana Idul Fitri juga Insya Allah ikut dirasakan hikmatnya oleh sahabat non Islam.
Bahkan tidak berlebihan, bisa disebut bahwa Idul Fitri itu merupakan hari besar semua elemen masyarakat Indonesia tanpa melihat agamanya. Hari raya nan agung bagi semua umat manusia tanpa membedakan agama. Sebuah bukti bahwa Islam adalah agama pemersatu atau agama cinta damai.
Karena Idul Fitri merupakan masa liburan panjang yang dimanfaatkan semua orang yang berbeda agama. Bahkan umat non muslim juga ikut mudik ke kampung halamannya, semua memanfaatkan liburan panjang bersama umat Islam. Guna melakukan silaturahmi - nostalgia - kepada sanak-keluarga dan sahabat di kampung halaman.
"Saat kita memutuskan memaafkan seseorang, itu bukan persoalan apakah orang itu salah, dan kita benar. Apakah orang itu memang jahat atau aniaya, bukan! Kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati." Â --Tere Liye (Rindu, 2014)
Memaafkan memang sebuah pekerjaan gampang-gampang susah. Tapi Allah Swt menguncinya dengan tidak akan mengampuni kesalahan yang dilakukan seseorang jika tidak mau minta maaf kepada yang bersangkutan dimana kita berselisih. Problem besarnya karena tidak semua orang berbesar hati memaafkan kesalahan orang lain.
Terlebih lagi jika orang itu menganggap kesalahan terlalu besar sehingga kata maaf dianggap terlalu ringan, dan tidak cukup untuk menebus kesalahan orang itu. Hanya orang berbudi luhur dan kuat yang bisa meminta dan memberi maaf dengan ihlas dan tulus. Manusia lemah pasti akan sulit memberi dan meminta maaf.