Gerimis ibu kota Jakarta sore hari, tidak menghalangi berburu takjil untuk sebuah reportase video #BlogCompetition #samberthr kompasiana hari ke tujuh tanggal 7 Ramadan 1440 Hijriah di bilangan Jalan Bendungan Hilir (Benhil) sampai ke pelataran Pasar Behil Jakarta Pusat (12/05/19).
Sebulan penuh "samberthr" harus diikuti full oleh kompasianer dalam "menulis dan posting" tulisan atau kegiatan di Kompasiana.Com sebagai persyaratan yang telah ditentukan oleh admin atau panpel blog competition. Sebuah syarat yang cukup berat, namun sekaligus menarik dan menantang untuk terus belajar dan mengasah literasi agar lebih profesional dalam menulis dan memberitakan.
Hari ini adalah kegiatan reportase dengan materi video "serunya berburu takjil favorit". Dari sekian banyak kawasan kuliner di Jakarta, penulis memilih pusat kuliner Benhil sebagai sasaran. Kawasan ini termasuk kelas standar untuk semua kalangan di Jakarta. Momentum ini sekaligus memanfaatkan untuk survey sampah Kawasan Kuliner Benhil dan sampah Pasar Benhil.
Kawasan Kuliner Benhil selalu menyuguhkan pemandangan khas setiap bulan suci Ramadan dan bahkan di hari-hari biasa di luar Ramadan, kawasan Benhil ini dikenal sebagai ruangnya kuliner di Jakarta. Tak ayal Pasar Bendungan Hilir yang berdekatan dengan pusat perkantoran di Jalan Jenderal Sudirman, kawasan segi tiga emas Jakarta (Jl. Sudirman, Jl. Thamrin dan Jl. Rasuna Said) itu selalu menjadi incaran pemburu takjil untuk berbuka puasa.
Setiap tahun tempat kuliner Ramadan Benhil selalu favorit bagi warga ibu kota Jakarta. Tak heran jika menjelang waktu berbuka puasa, tempat jajanan ini selalu ramai pengunjung. Bukan cuma umat muslim tapi masyarakat non muslim ikut berbaur di Kawasan Kuliner Benhil. Silaturahim antar umat beragama terasa kuat berbaur di Kawasan Kuliner Benhil.
Beraneka ragam menu takjil disajikan di lapak-lapak pedagang. Aneka jenis minuman dan makanan, seperti nasi gudeg, nasi padang dan masakan sunda. Ada pastel, es buah, kolak, bubur kacang hijau, juice, ikan bakar, rendang dan menu lainnya.Â
Harganya pun relatif murah meriah mulai dari Rp. 5.000 hingga Rp. 10.000. per porsi. Penulis sempat berbuka puasa di Benhil dan memilih takjil favorit kolak pisang. Oh ya, di Kawasan Kuliner Benhil ini juga tersedia takjil kue Bugis seperti, kue barongko dari olahan pisang. Juga ada Coto Makassar, Onde-onde dll. Sebagai orang Bugis di rantau Jakarta, tidak asing rasanya. Alhamdulillah nikmat Allah Swt sellu ada tersedia dimana saja.
Santi, salah seorang penjual takjil, mengatakan bahwa kondisi ramainya pembeli Ramadan tahun ini, sama saja pada Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada perbedaan signifikan. Hanya saja di Kawasan Kuliner Benhil yang cukup mengganggu adalah lokasinya kurang tertata rapi termasuk minim tempat parkir.
Termasuk Permprov. Jakarta harus lebih memperhatikan atau mengantisipasi dini volume sampah berlebihan untuk fokus mencegah sampah berserakan dengan menyiapkan tempat sampah yang terjangkau di setiap kios atau tenda. "Sangat sempit dan mepet lagi jalanan, juga sangat kurang tempat sampah" tambah Santi menutup pembicaraannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H