Mengamati perjalanan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) sampai saat ini yang sisa se tahun lagi (2014-2019). Jokowi ke depan butuh di dampingi sosok militer. Indonesia masih sangat butuh tokoh militer, baik menghadapi situasi dalam negeri maupun luar negeri. JK ideal menjadi penasehat presiden, sebagai tokoh perdamaian.
Banyak elit atau tokoh partai yang sangat ingin berpasangan Jokowi, tapi sepertinya tokoh yang muncul terang-terangan itu tidak ada menarik bagi Jokowi dan masyarakat secara umum.
Kurang tiga bulan waktu pendaftaran bacapres dan bacawapres. Kondisi politik yang kian tinggi tensinya jelang Pemilu dan Pilpres 2019, Jokowi tentu sadar harus melakukan reposisi infrastruktur politik kekuasannya.Â
Tentu Jokowi mencari alternatif untuk mendapat dukungan atas pilihannya dari partai pengusung. Sehingga tidak terjadi penolakan. Maka kemungkinan besar Jokowi tidak memilih pasangan dari partai. Kecuali kondisi memaksa, mungkin Jokowi akan memilih Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.... Tapi entahlah !!!
Sudah hampir pasti Jokowi akan kembali berlaga di Pilpres 2019. Meski belum mengerucut ke satu nama, tapi kriteria sosok bacawapres yang layak sudah mulai dibicarakan dan malah sudah ada yang berani deklarasikan jagoannya.
Terakhir konon PKB ikut mendukung Jokowi. Tapi sepertinya Ketum PKB Muhaimin Iskandar (MI) menurut subyektifitas saya, terlambat bergabung bersama partai lain yang terlebih dahulu mendukung Jokowi, setelah MI sepertinya gagal bermanuver yang sedikit keras dan mengancam...?! Ahirnya mendekat pula ke Jokowi... Yaaa itulah politik Indonesia... ?!
Sekedar diketahui Jokowi saat ini (tanpa PKB) telah mengantongi dukungan 52,21% suara berdasarkan hasil dari Pemilu 2014. Para partai pendukung itu adalah PDIP (18,95%), Golkar (14,75%), NasDem (6,72%), PPP (6,53%), dan Hanura (5,26%).
Pak Jokowi itu super cerdas, sepertinya terbaca Pak Jokowi menerapkan strategi Sun Tzu dari Cina Kuno. Bacawapres sebenarnya 99% sudah ada di kantongnya dan itu terpantau (tanpa kita sadari) sejak pesta pernikahan puteri semata wayang Jokowi, Kahiyang di Solo (8/11/2017). Kebetulan penulis ikut hadir menyaksikan langsung momentum itu di rumah pribadi Pak Jokowi (semoga pantauan dan estimasi ini benar) dan Jokowi tidak salah pilih, untuk mengamankan (saling cemburu) semua pihak atau partai-partai pengusung. Mungkin bacawapres itu paling netral diantara yang ada.
Bila bukan Jenderal Moeldoko maka kemungkinan besar kembali Jusuf Kalla akan mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019 dan Moeldoko kemungkinan besar menjadi Ketua Tim Sukses Jokowi-JK periode ke dua (2019-2024) yang akan datang.
#Noted dalam ulasan tersebut diatas, JK tidak terbahas khusus, Insya Allah pada tulisan berikutnya, akan dibahas "Kenapa Harus JK" yang dipilih Jokowi bukan yang lain.