Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik

Todung Mulya Lubis Vs Andi Nurpati

29 Juni 2010   10:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:12 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_180634" align="aligncenter" width="463" caption="Todung Mulya Lubis dan Andi Nurpati.....Mempesona ????"][/caption]

Pasca pengumuman struktur DPP Partai Demokrat 2010-2014 oleh Bung Anas Urbaningrum sebagai ketua umum, timbul beberapa kontroversi. Paling merisaukan sekaligus memalukan adalah keluarnya Andi Nurpati (AN) dari salah satu komisioner KPU tanpa didasari alasan yang kuat sesuai undang-undang. Apapun alasan AN masyarakat tidak menerima mundur dengan cara demikian. Termasuk alasan mempunyai Hak Konstitusi atau Hak Politik, masalahnya tidak disana karena AN bukan rakyat biasa, tapi seorang pejabat Negara, bisa disebut rakyat (khusus) terpilih untuk mengurus negara ini. Apapun komentar AN tentang pilihannya ke Partai Demokrat dan meninggalkan KPU (termasuk tidak ada konsultasi dengan teman-temannya di KPU) masyarakat tidak menerimanya.

Berbeda dengan Todung Mulya Lubis (TML), yang juga termasuk salah satu nama yang masuk di struktur DPP Partai Demokrat 2010-2014, namun menolak masuk di kepengurusan Partai Demokrat dan partai-partai lainnya dan tetap memilih eksis di Panitia Seleksi (pansel) Ketua KPK.

Nampak antara TML dan AN memiliki perbedaan sangat jauh mengenai etika, kesantunan berpolitik,integritas yang sangat jauh berbeda…..namun untuk penilaian selanjutnya silakan teman semuanya memberi komentar dan tanggapannya atas kenapa dan apa sebabnya terjadi perbedaan ini diantara dua anak bangsa ini, yang mana patut diteladani..?

Baik TML dan AN, memiliki posisi dan status yang sama saat ini yaitu sebagai pejabat Negara yang dipercaya oleh pemerintah untuk mengurus Negara dan bangsa ini, kalau nilai dari sudut pandang seorang awam, semestinya AN yang menolak tawaran Partai Demokrat dan TML menerima tawaran Partai Demokrat karena posisi jabatan yang ditinggalkan berbeda kelasnya (KPU lebih tinggi dari Pansel), namun nampak AN memperlihatkan pola pikir dan pola tindak sungguh konvensional sementara TML, semakin menancapkan dirinya sebagai seorang professional.

Jelaslah disini bahwa Partai Demokrat minus kaderisasi, sampai-sampai perekrutan pengurus saja menuai kontroversi dan sempat merusak tatanan Negara, seperti kekalutan yang terjadi di KPU saat ini, pasca keluarnya AN. Benarlah Bung Anas tidak dalam kondisi professional dan berada dalam tekanan yang maha dahsyat, apakah kondisi yang terjadi pada Partai Demokrat saat sekarang merupakan signal kehancuran atau kebangkitan partainya Pak Presiden SBY ini…? Benarkah figure Ani Yudhoyono yang akan dijual oleh Partai Demokrat pada Pemilu/Pilpres2014-2019….. ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun