Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Harus !!! Pengembangan Wisata Agro Indonesia

27 Mei 2010   16:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:55 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat, memberikan signal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis dan berarti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru sebuah wilayah. Dengan demikian maka wisata agro dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru daerah, sector pertanian, tenaga kerja dan ekonomi nasional.

Sayangnya potensi Wisata Agro yang sangat besar bagi Indonesia yang tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke, dari Minyangas sampai Pulau Rote belum sepenuhnya dikembangkan dan di kelola secara optimal. Padahal sesuai dengan keunikan kekayaan spesifik lokasi yang dimiliki, setiap daerah dan setiap obyek wisata agro seharusnya mempunyai kemampuan untuk menentukan sasaran dan bidang garapan pasar yang akan dituju tersebut. Coba ajak masyarakat berdiskusi sekaligus ikutkan dalam perencanaan tentang hal ini (ini baru otonomi yang sempurna). Otonomi kita sekarang prakteknya terputus di tingkat Kab/Kota... itu Otoda harus sampai di desa. Harus punya konsep bangun pertanian (agrowisata) dari desa.

Namun sudah ada beberapa daerah yang peduli akan potensi ini, sebut misalnya provinsi Sulawesi Utara (sesuai pantauan penulis), bentuk kepedulian pemerintah dan masyarakat Kota Manado terhadap wisata agro ini, pemerintah Kota Manado telah menyiapkan lahan + 20 Ha. Khusus diperuntukkan untuk lokasi/lahan wisata agro. Di dalam pelaksanaannya masing-masing dinas dan masyarakat turut serta dalam membangun areal wisata agro tersebut, diharapkan langkah nyata ini dapat terealisir sesuai rencana dan harapan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia, serta wisatawan, baik mancanegara maupun domestic.

Industri wisata agro tentu tidak hanya sekadar ditandai dengan dibukanya obyek-obyek agro kepada para wisatawan. Sama dengan wisata alam (Eco Tourism), peran biro perjalanan dengan jaringannya sangat menentukan hidup matinya sebuah obyek wisata. Pelajaran yang dapat kita tarik adalah meskipun Indonesia tercatat telah terlebih dahulu melangkah, tampaknya Thailand dan Taiwan telah berhasil mendahului langkah kita dalam menangkap peluang dari industry wisata agro ini.

Tulisan yg sama juga di http://asrulhoesein.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun