Kota Solo, Jawa Tengah, berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus dalam penganugerahan Indonesia Tourism Award (ITA) 2010 yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar). Selain dinobatkan sebagai ‘Kota Terfavorit’ yang dikunjungi wisatawan, Kota Solo juga menyandang ‘Kota dengan Pelayanan Terbaik’. Padahal program pemerintah kota (Pemkot) Solo untuk pariwisata baru mencapai tahap penataan manajemen produk dan pencitraan kota, belum sampai menggarap manajemen pelayanan konsumen.Hal ini merupakan hasil dari manajemen Kota Solo sebagai kota wisata yang dapat memberikan contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia. Walikota Solo, Joko Widodo mempunyai keberanian besar untuk mengubah manajemen Kota Solo menjadi kota wisata yang nyaman dan indah bagi para pelancong luar maupun dalam negeri. Jelas penghargaan ini menjadi semangat bagi Pemkot Solo untuk meningkatkan usaha dan daya kerja mereka dalam mengembangkan Kota Solo ke depannya. Kota Solo yang juga dikenal dengan wisata kota tuanya tidak kalah dengan kota tetangga yaitu D.I Yogyakarta. Kedua kota dengan dua kerajaan yang sama-sama memiliki pengaruh dalam sejarah Indonesia. Walaupun Yogyakarta telah berhasil terlebih dahulu dalam memanajemen kota wisatanya namun sekarang Kota Solo dapat mengejar ketinggalannya dalam pengembangan kota wisata. Solo menawarkan beberapa fasilitas unggulan dibanding dengan kota wisata lainnya yaitu kereta wisata Jaladara. Peresmian pengoprasian “Sepur Kluthuk” ini dilakukan sendiri oleh Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal (27 September 2009). Kereta api yang merupakan kereta uap kuno itu menggunakan lokomotif berwana hitam jenis C1218 buatan Jerman tahun 1896. Perjalanan membelah kota budaya dan wisata Surakarta diatas jalur rel yang pertama kali dibuat oleh NIS (Nederlandsch Indië Spoor Maatschappig) tahun 1920, dengan menggunakan loko uap dengan rute mulai dari Stasiun Purwosari menuju Stasiun Solo Kota kemudian kembali lagi ke Stasiun Purwosari dengan jarak tempuh total 11,2 km dan diperkirakan memakan waktu sekitar 3 jam. Loko uap ini masih menggunakan mesin uap orisinal buatan Jerman tahun 1896 dengan bahan bakar utama kayu dan air. Kayu yang dipergunakan adalah kayu jati dan diperkirakan akan menghabiskan 4 s/d 6m3 kayu jati dan 3 s/d 5m3 air sekali jalan. Loko ini menarik dua buah gerbong kayu jati asli buatan tahun 1920 dengan kode CR 16 dan CR 144. Kapasitas optimal total untuk 2 gerbong tersebut adalah 72 orang. Kereta uap ini adalah satu-satunya kereta uap di dunia yang berjalan di rel di tengah kota, maka Sepur Kluthuk Jaladara akan dioptimalkan sebagai sarana wisata untuk memperkenalkan Kota Solo beserta segenap potensi dan kekayaan budayanya kepada masyarakat dunia. kereta wisata menjadi ikon wisata Kota Solo dan menarik wisatawan untuk berkunjung ke Solo. Bus wisata yang sebelumnya hanya bisa disaksikan di Tokyo, Singapura, Madrid, dan kota-kota besar lainnya itu sekarang menjadi kebanggaan warga Kota Solo. Dengan investasi sebesar 1,7 miliar rupiah, Jokowi menginginkan para wisatawan lokal dan asing bisa berkeliling Kota Solo dan menikmati keunikannya hanya dengan duduk manis di atas bus tingkat ini. Meski baru satu bus tingkat wisata yang disetujui DPRD Kota Solo, bus tingkat wisata ini sudah menjadi pioner dan menjadikan Kota Solo sebagai kota pertama dengan fasilitas bus tingkat wisata di Indonesia. Sambutan yang hangat dari warga Kota Solo juga menjadi sebuah keunikan tersendiri. Pada bulan Februari 2011 lalu, ketika bus tingkat wisata ini pertama kali diperkenalkan ke publik, ribuan warga Kota Solo rela bertahan di tengah guyuran hujan untuk melihat bus tingkat itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H