Kau sarjana muda, lelah mencari kerja. Iwan Fals, Sarjana Muda. Sebuah lirik lagu lawas rasanya makin menjadi kenyataan saat ini. Jangankan sarjana muda, S1pun kesulitan mencari pekerjaan. Tingginya angka kelulusan yang tidak bernbanding lurus dengan kualitas lulusan rasanya salah satu penyebabnya. satu lagi penyebabnya mungkin nasihat orang tua yang meresap dalam sanubari anaknya, "Nak, sekolah yang rajin, yang tinggi, nanti cari kerja yang bagus, gajinya besar." Siapa yang pernah dinasihati dengan kalimat yang kurang lebih sama? Ya sudahlah, kita tidak kan membahas soal tanam menanam mindset ini. Biarlah ahli psikologi membahas dengan lebih bernas dan berkualitas. Kita bicara ngarol ngidul aja tentang profesi yang  amat sangat menghasilkan, baik dari segi finansial, maupun prestise. Rasanya tidak begitu banyak profesi yang bisa menyandingkan dua hal tersebut. Profesi bandar narkoba misalnya, bisa menjanjikan dari segi finansial, tapi tentu tidak dari segi prestise. Nah selanjutnya apa dong profesi yang menjanjikan tersebut? Anda penasaran? Terus bertanya-tanya? Masih bertanya? Okelah dari pada nanti Anda ngambek dan berhenti membaca, kita langsung saja membahas profesinya. Rasanya profesi ini bukanlah hal yang terlalu jauh dari kehidupan keseharian. Mungkin Anda salah satu pengguna jasa layanan ini. Pelaku profesi ini bisa tampil dengan dengan bermacam nama. Bukannya seperti penjahat yang berganti nama untuk memuluskan aksinya, profesi ini punya bermacam nama yang berarti "dia" bisa menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi dan situasi. Dengan berbagai lapisan masyarakat tentu. Semakin penasaran? Anda mungkin pernah mendengar profesi Penasihat Spritual? Paranormal? Dukun? Tiga nama yang rasanya punya konotasi yang sama. Nama boleh berbeda, tapi fungsinya kurang lebih sama. Satu lagi, pemakaian nama yang berbeda juga berpengaruh pada tarif jasa yang bisa dipungut. Ya sudahlah, nama apapun yang dipakai toh tetap sama jobnya. Kenapa profesi ini begitu menjanjikan? Sedikit banyak Anda mungkin sudah tahu jawabannya. Profesi klenikisme itu tanpa standarisasi, tentu berarti tanpa jenjang pendidikan yang jelas, berati pula bebas klaim, yang berdampak pada hemat biaya. Ambil contoh dokter, berapa tahun yang diperlukan untuk bisa menyandang gelar dokter, belum lagi bila nigin mengambil spesialisai, lebih lama lagi, tentu dengan biaya yang lebih besar lagi. Memang dengan gelar spesialis, bayaran periksa pasien yang akan diterima semakin tinggi, tapi yakinlah masih kalah tinggi dengan harga sebutir telur paranormal yang mengaku ustadz. Nah, mulai terlihat bukan keunggulannya. Slanjutnya masalah klaim setelah praktek misalnya. Bila dokter salah mengobati pasien ada pasal tentang malpraktek. Pasien yang merasa dirugikan bisa menuntut dokter yang lalai atau salah saat proses pengobatan. Pasal apa yang bisa digunakan waktu paranormal yang menjanjikan kesembuhan dengan garansi (sudah menyerupai Tuhan)? Yang sering terjadi, pasien hanya ngedumel dibelakang, trus pindah dukun deh. Aman kan, bebasss tuntutan. Nah itulah sekilas tentang profesi yang paling menjanjikan saat ini. Tapi ingatlah, perbuatan yang yang paling dibenci Allah adalah Syirik. Tiada berampun dosa pelaku syirik bila dia tidak sempat bertobat sebelum matinya.
DS 218062
[caption id="" align="aligncenter" width="225" caption="gambar http://radarsampit.net/"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H