Gangguan kecemasan di zaman sekarang salah satu bentuk gangguan mental yang paling umum dan paling awal. awal. Gangguan kecemasan yang paling umum adalah gangguan kecemasan sosial atau Social Aniexy Disorder (SAD). Â SAD digambarkan sebagai ketakutan akut terhadap situasi sosial yang membuat seseorang khawatir dievaluasi secara negatif oleh orang lain. SAD sangat mengganggu dalam kehidupan sehari-hari seperti dapat mempengaruhi situasi pekerjaan maupun sosial.
Penyebab dari gangguan kecemasan sosial bisa dilihat dari faktor keluarga dan lingkungannya, pertama mungkin saja keluarganya juga memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan di rumahnya, seperti tidak pernah berinteraksi dengan tetangga, menghindari acara-acara sosial yang diadakan di sekitar rumah, anak pasti mengikuti apa yang orang tua lakukan, baik itu dari faktor gen keturunan, ataupun meniru orang tuanya berperilaku, karena perilaku anak merupakan dari orang tuanya. Selain keluarga atau keturunan, faktor lingkungan sangat mempengaruhi gangguan kecemasan sosial, seperti di lingkungan sekolah ataupun kampus, biasanya anak yang mempunyai gangguan kecemasan sosial di lingkungan pendidikannya, tidak mempunyai teman ataupun hanya mempunyai satu teman, tidak memungkinkan juga anak tersebut dirundung atau pernah dirundung.
Gejala kecemasan sosial pada setiap individu berbeda, tapi mungkin bisa dipahami beberapa agar bisa dicegah dan diobati, berikut ada beberapa gejala kecemasan sosial:
- Ketakutan berlebihan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti takut bertemu orang asing, memulai percakapan, ataupun berbicara ditelepon.
- Kekhawatiran yang berlebihan akan dikritik, dihakimi, diejek atau dicemooh orang lain. dengan cara menghindari kontak mata.
- Kerap menghindari acara-acara sosial karena tidak mau menjadi sorotan.
- Berusaha menghindari tempat-tempat umum, seperti pusat perbelanjaan ataupun pasar.
- Sering mengalami gejala fisik seperti berkeringat secara berlebihan, gemetar, detak jantung berdebar dengan cepat sampai kesulitan bernapas ketika berada di dalam situasi sosial yang menekan.
Untuk dari itu, kita perlu mengembangkan self-compassion, yaitu kasih sayang kepada diri sendiri, menurut Neff (2003) Self-compassion adalah sebuah konstruksi yang digambarkan sebagai sikap baik hati dan pengertian terhadap diri sendiri ketika rasa sakit atau kegagalan muncul, menganggap pengalaman seseorang sebagai bagian dari pengalaman manusia yang lebih luas dan bukan sebagai sesuatu yang terisolasi, menahan pikiran dan perasaan menyakitkan dalam kesadaran penuh daripada mengidentifikasinya secara berlebihan.
Konsep self-compassion memiliki tiga aspek penting, yaitu self-kindness, common humanity, dan mindfulness. Self-kindness dapat diartikan berupa simpati kepada diri sendiri ketika mengalami kesulitan, seperti misalnya kita gagal untuk mencapai tujuan, self-kindness berperan sebagai keikhlasan agar tidak menyalahkan diri sendiri dan kegagalan itu bisa terjadi kepada setiap orang. Common humanity dapat diartikan sebagai sikap yang melihat kejadian secara luas, dan menganggap semua itu sebagai pengalaman, seperti ketika kita sedang mengalami sebuah masalah, kita pasti pernah menganggap masalah kita itu masalah terberat, tidak ada yang bisa merasakan apa yang kita rasakan, padahal jika kita memiliki konsep common humanity, yang melihat sebuah kejadian secara luas, diluar sana masih banyak orang yang mempunyai masalah lebih berat dari kita, dan masalah yang kita hadapi hanya sekecil kuku dari masalah-masalah mereka. Terakhir mindfulness yang dapat diartikan sebagai pengenalan mengenai apa yang dirasakan pada saat ini, atau bisa juga untuk membantuk seseorang fokus dan memperhatikan perasaannya dan bersikap welas asih pada diri sendiri di momen-momen sulit dalam kehidupan.
Meningkatkan self-compassion penting dilakukan untuk seseorang yang mengalami kesulitan dalam hidup, selain itu juga dapat membantu seseorang untuk terbuka dengan masalah yang dialaminya, tidak menghindari atau memutuskan hubungannya dengan orang lain, dan menggunakan hal-hal baik untuk menyembuhkan dirinya sendiri pada akhirnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H