Di antara tanah dan cakrawala yang terbentang
Berkibar sumpah yang menuntut hakikat
Dari pria dan wanita nenek moyangnya
Terhadap  remaja dan anak muda :
"Bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia"
Atau aku yang keliru,
Salah baca gurat janji yang pudar itu
Bukankah,
"Tumpahkan darah yang banyak di sini, di Indonesiaku
Meski kita satu bangsa, jika beda isi kepala, maka cekcok sedikit siap bertempur
Gunakan bahasa yang mudah digunakan, jangan lupa umpatan dan makian"
Ya, dengan begitu maka janji ini tidak teringkari
Tapi mentari malah tersenyum kepadaku
Mengejek dengan kilau menyilaukan
Bikin keki dan kebingungan,
Jadi, yang salah ikrar atau manifestasinya?
Klaten, 22 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H