Solusi dari permasalahan untuk guru yaitu pemerintah harus membuat program yang bisa meningkatkan kompetensi guru dalam berbagai aspek yaitu :
- Aspek pengetahuan yaitu kemampuan yang berkaitan dengan kognitif, guru harus mengetahui strategi, model dan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
- Aspek pskologis yaitu aspek yang berhubungan dengan emosional dan perilaku guru terhadap siswa, dan guru diharuskan memahami karakter siswa untuk bersikap yang baik.
- Aspek kultural yaitu guru harus bisa memahami dan menerapkan kegiatan yang di sekolah seperti memberikan penerapan kebersihan, kedisiplinan, cakap yang baik, membuat kesepakatan bersama dan kreativitas dalam aspek apapun.
- Aspek keterampilan yaitu guru diharuskan bisa menggunakan pikiran, ide serta kreativitas untuk mengubah sesuatu menjadi nilai yang tinggi. Contohnya siswa yang membeli makanan produk yang berbahan plastik jangan dibuang dan bisa dikumpulkan dijadikan tas atau sepatu yang bisa mengasah otak untuk berpikir lebih kreatif.
- Aspek adaptif yaitu guru diharuskan bisa menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan sekolah yang dimana guru dan siswa bisa berkomunikasi dengan baik.
Dengan adanya aspek-aspek yang dimiliki guru tersebut siswa akan mudah memahami dan menerapkan Kurikulum Merdeka di sekolah. Siswa diharapkan juga proaktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Kini sudah bisa dimengerti bahwa Kurikulum Merdeka apakah membuat siswa merdeka belajar atau menderita tergantung bagaimana guru dan siswa tersebut menerapkan dalam pembelajaran. Jika Kurikulum ini membuat siswa merdeka belajar berarti guru sudah mampu memenuhi aspek-aspek yang meningkatkan kompetensi guru, memahami tujuan dan maksud Kurikulum Merdeka, dan bisa menggunakan teknologi berbasis digital. Bukan peran guru saja yang penting, namun peran orang tua juga penting dalam pembelajaran siswa di sekolah. Â Seperti memberi dukungan motivasi untuk anak agar selalu mau belajar, memberikan perhatian dan kasih sayang, dan membantu menjelaskan pelajaran yang sulit dimengerti oleh anak. Sebaliknya jika siswa merasa bahwa Kurikulum Merdeka itu membuatnya menderita disebabkan oleh faktor guru yang belum paham akan hal tujuan Kurikulum Merdeka, siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dan peran orang tua yang acuh akan pendidikan anaknya dan melimpahkan semua pendidikan anaknya kepada pihak sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H