Bandung -- Perokok aktif atau pasif sering kali menjadi perbincangan dengan segala pro kontra yang ada. Bagi Nasir (25) yang bekerja di Apotek daerah Sukamiskin mengatakan jika bahaya asap rokok untuk mata dapat menyebabkan iritasi, mata merah, berair dan biasanya terasa perih. Paparan asap rokok ini berpengaruh buruk juga bagi mata minus terutama penggunaan softlens untuk mata minus.Â
"Seharusnya softlens tidak digunakan kembali setelah terpapar asap rokok karena sudah kotor" ucap Nasir (02/11/23) yang mengatakan bahwa softlens harus steril ketika hendak digunakan dan tidak menyarankan softlens digunakan kembali setelah terpapar asap dan serbuk rokok, apalagi mata yang minus bisa bertambah minusnya jika terus-menerus terpapar asap rokok dan dapat merusak kornea mata.Â
Terutama jika menjadi perokok pasif yang tentunya tidak bisa mengontrol arah asap rokok dan hanya bisa menghindar karena jika terkena paparan asap rokok terlalu sering dapat merusak mata. Dampak paparan asap rokok memungkinkan katarak (kekeruhan lensa mata, penglihatan buram dan kabur) dan meningkatkan kemungkinan kebutaan karena saraf-saraf yang terhubung.Â
Sedangkan menurut Rifky (22) yang merupakan Mahasiswa perokok aktif mengatakan jika ada beberapa yang suka menegurnya saat sedang merokok, ketika sedang berada di ruang publik misalnya. Rifky mengaku jika ia terkadang langsung mematikan rokok atau berpindah tempat, namun tak jarang juga jika ia tidak mengindahkan teguran yang didapat dan tetap merokok.Â
"Sebetulnya bagi saya tidak terlalu berpengaruh ya ke mata, saya sendiri yang merokok hanya merasa perih saja dan tidak ada gejala lain" ucap Rifky (01/11). Ia sendiri sering merasakan perih pada matanya saat terkena paparan asap rokok, namun ia merasa jika rasa perih yang didapat dari asap rokok tidak separah paparan cahaya dari ponsel yang sering digunakannya. Rifky pun beranggapan rokok juga ada berbagai jenis dan yang sering digunakan kadar zat berbahayanya lebih rendah.Â
Rifky yang mulai merokok sejak Sekolah Menengah Atas ini mengaku lebih sering merokok di rumah atau di tongkrongannya dan berkata jika menurutnya mata dapat lebih mudah rusak karena paparan cahaya ponsel dibanding paparan asap rokok, ia pun berkata jika rokok lah yang membantu dalam perekonomian negara.Â
Tentunya perokok pasif juga harus diperhatikan. Dini (21) mahasiswi yang sedang aktif dalam organisasi kampusnya ini sering mengikuti rapat dan pertemuan yang diadakan oleh organisasinya. Usaha yang dilakukan Dini saat menghindari asap rokok ialah duduk dengan jarak yang cukup jauh dan memperhatikan arah angin agar tidak langsung terpapar.Â
"Jika ditegur pun perokok tidak langsung berhenti, karena mereka susah untuk berhenti merokok kecuali dari kesadaran diri sendiri" ucap Dini yang merasa jika perokok itu susah untuk ditegur sehingga ia lebih memilih untuk berpindah posisi dan menghindar dari perokok aktif. Apalagi Dini sendiri bermata minus dan sering kali memakai softlens, sedangkan softlens harus bersih saat dipakai.Â
"Diusahakan tidak dipakai lagi karena jika dipakai kembali terutama tanpa dibersihkan akan membuat mata infeksi bakteri" ucap Dini sesuai dari pengalamannya sendiri karena soflens yang telah terpapar asap rokok itu sangat kotor.Â
Menurut Dini sangat penting juga untuk memilih lingkup pertemanan yang sehat, dimulai dari diri sendiri yang sadar jika kita tidak bisa mengubah orang lain Dini memilih untuk lebih pintar memilah pertemanan dengan berteman dengan yang tidak merokok.
November 2023Â