Majalah Tempo Edisi 30 Oktober 2021 secara khusus menulis berita "Kongsi Pencari Rezeki" hingga "Sejumlah laboratorium tes PCR dimiliki politikus dan konglomerat meraup untung saat pandemi Covid-19,". Begitulah cuitan Agustinus Edy Kristianto yang diunggah di laman Facebook miliknya.Â
Dalam hal ini, terang-terangan Edy Kristanto menyatakan bahwa seorang Menko, yang merangkap sebagai Koordinator PPKM, agar menggunakan akal sehatnya. Pasalnya, Menko tersebut adalah pucuk pimpinan dalam hal terkait kebijakan Covid-19. Lalu, Edy terheran dengan peran seorang Menteri BUMN yang merangkap Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pun, Menteri Kesehatannya eks-Wakil Menteri BUMN.
Usut punya usut, ternyata beberapa nama di atas diduga terafiliasi dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia. Unit usaha PT tersebut merupakan GSI Lab yang berjualan segala jenis tes Covid-19 seperti PCR Swab Same Day (275 ribu), Swab Antigen (95 ribu), PCR Kumur (495 ribu), S-RBD Quantitative Antibody (249 ribu).
Dalam situs resminya, GSI Lab mengklaim memiliki 1.000+ klien korporat, melaksanakan 700.000+ tes, menyalurkan 5.000+ tes gratis, dan donasi total Rp4,4 miliar. Maka dari itu, tidaklah aneh jika publik berpendapat, "Dia yang membuat kebijakan sebagai pemerintah, dia juga yang jualan barangnya!"
Sementara, Edy Kristianto mengklaim bahwa dirinya sendiri memegang salinan akta PT Genomik Solidaritas Indonesia No. 23 tanggal 30 September 2021. Di dalam akta tersebut tertulis pula notarisnya berkedudukan di Kabupaten Bekasi. Untuk PT-nya sendiri juga baru dibuat pada April 2020, sebulan setelah kasus Covid-19Â pertama di Indonesia.Â
Adapun modal dasar yang telah dikeluarkan sekitar Rp4 miliar (1 juta/lembar saham, 4.000 saham), sedangkan modal disetornya sebesar Rp2,96 miliar (1 juta/lembar saham, 2.969 saham). Berikut ini merupakan struktur pemegang saham di dalam perusahaan tersebut:
- Yayasan Indika Untuk Indonesia (932 lembar)
- Yayasan Adaro Bangun Negeri (485 lembar)
- Yayasan Northstar Bhakti Persada (242 lembar)
- PT Anarya Kreasi Nusantara (242 lembar)