Tim 87 KKN Universitas Sebelas Maret (UNS) mengajak siswa-siswi kelas 3 MI Gagaksipat 2, Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah untuk bermain bersama permainan tradisional ular tangga dan engklek dengan menggunakan tipe permainan sensory play (permainan yang dapat memberikan stimulasi indra anak), fine motor skill (keterampilan motorik halus), dan gross motor skill (keterampilan motorik kasar).
Kegiatan bermain bersama dengan siswa-siswi kelas 3 MI Gagaksipat 2 dilaksanakan pada Selasa, 9 Agustus 2022 pada jam mata pelajaran olahraga kelas 3 A dan 3 B. Mahasiswa KKN melangsungkan kegiatan diawali dengan mengajak siswa-siswi bermain Ular Tangga Edukasi.
Media yang digunakan yaitu karpet permainan anak yang dilengkapi dengan bermacam-macam pertanyaan mengenai bahasa Inggris, bahasa Arab, matematika, pengetahuan umum, tebak gambar, hafalan pengetahuan umum dan surah Al-Qur’an.
Siswa-siswi masing-masing kelas dibentuk dalam tiga kelompok, satu perwakilan dari setiap kelompok akan menjadi pion dalam permainan dan melempar dadu.
Permainan ular tangga berlangsung dengan penuh semangat dari masing-masing kelompok yang bermain. Anggota kelompok yang tidak menjadi pion bertugas menjawab setiap pertanyaan yang pion dapatkan dari tiap kotak yang didapatkan.
Agal ketua kelompok 87 KKN UNS menyampaikan manfaat dari permainan ini. “Bermain permainan ini dapat mengasah kemampuan kognitif anak dalam setiap pertanyaan kotak ular tangga, melatih kemampuan sensorik anak dalam memberikan stimulasi visual melalui tebak gambar, dan mendorong kemampuan motorik halus dengan mendorong anak melakukan pergerakan mulut dan koordinasi mata, serta kemampuan motorik kasar dengan melempar, berjalan, dan berdiri,” ujarnya.
Permainan kedua yang dilangsungkan yaitu permainan Engklek, permainan ini menggunakan karpet permainan anak yang dilengkapi gerak tangan dan kaki, serta melatih perkembangan bahasa dengan kalimat penyemangatan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Siswa-siswi dari kelompok yang telah dibentuk sebelumnya menyumbangkan tiga perwakilan untuk bermain engklek.
Permainan dilaksanakan secara bergantian oleh masing-masing perwakilan dan juga kelompok lain. Anggota kelompok yang tidak bermain bertugas membaca kalimat-kalimat yang pemain dapatkan.
Putri Amelia, salah satu anggota kelompok 87 menyampaikan pendapatnya mengenai manfaat dari permainan engklek ini. “Permainan engklek yang dilakukan siswa-siswi dapat mengasah kemampuan sensorik melalui indra penglihatan, meningkatkan fokus dan konsentrasi, melatih perkembangan bahasa melalui tiap kotak engklek yang perlu dipijak, yang di dalamnya terdapat gerak tangan dan kaki, serta kalimat. Selain itu, kemampuan motorik halus dan kasar siswa-siswi juga terasah,” ujarnya.