Mohon tunggu...
Hasna Humaira
Hasna Humaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate Psychology Student at Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Afek Positif dan Negatif dalam Membentuk dan Memelihara Hubungan Sosial

1 Desember 2024   17:32 Diperbarui: 1 Desember 2024   18:06 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Oksitosin, berperan penting dalam mempererat hubungan emosional. Hormon ini dilepaskan saat seseorang mengalami momen kepercayaan atau kasih sayang, seperti pelukan atau berbagi kebahagiaan. Oksitosin memperkuat rasa kedekatan dan mendukung hubungan interpersonal yang lebih baik.

Namun, ketidakseimbangan neurotransmitter dapat memicu emosi negatif seperti kecemasan dan depresi, yang berdampak buruk pada hubungan sosial dan sering kali menimbulkan disfungsi.

Hubungan sosial yang sehat dan berkelanjutan dibangun di atas fondasi pengelolaan afek yang efektif. Afek positif berperan krusial dalam memperkuat ikatan dan membangun kepercayaan, sementara afek negatif berpotensi merusak hubungan jika tidak dikelola dengan baik. Kemampuan untuk mengekspresikan afek secara konstruktif sangat penting. Komunikasi yang terbuka dan jujur, serta kemampuan untuk menyelesaikan konflik secara sehat, menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan emosional dalam hubungan. Meskipun afek positif sangat penting, ekspektasi yang tidak realistis atau ekspresi afek positif yang tidak tulus dapat berdampak negatif. Begitu pula, afek negatif yang bersifat sementara dan ringan mungkin tidak menimbulkan masalah besar, namun afek negatif yang intens dan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan. Jadi, kesuksesan dalam membangun dan memelihara hubungan sosial bergantung pada kemampuan individu untuk menyeimbangkan dan mengelola afek positif dan negatif, serta berfokus pada komunikasi yang efektif dan empati dalam setiap interaksi.

Referensi

Harapan, E., Pd, M., Ahmad, S., & MM, D. (2022). Komunikasi antarpribadi: Perilaku insani dalam organisasi pendidikan. PT. RajaGrafindo Persada-Rajawali Pers.

Satira, A. U., & Hidriani, R. (2021). Peran penting public relations di era digital. Sadida, 1(2), 179-202.

Widhagdha, M. F., Wahyuni, H. I., & Sulhan, M. (2019). Relasi sosial dalam praktik kebijakan CSR. The Journal of Society and Media, 3(1), 105-125.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun