Mohon tunggu...
Hasna Aushaf Fakhiratunnisa
Hasna Aushaf Fakhiratunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Muhammadiyah Prof.Dr Hamka

Saya Mahasiswa semester 5 jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr Hamka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemberdayaan Skill Usaha: Suksesnya Usaha Nasi Bento Ibu Nursepty

27 Desember 2024   18:08 Diperbarui: 27 Desember 2024   18:08 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto bersama ibu Nursepty / Dokumen Pribadi)

Jakarta, 27 Desember 2024. Mahasiswa Fisip Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) tengah melakukan pemberdayaan keluarga Dhuafa. Pada mata Kuliah Kemuhammadiyahan yang bertujuan agar Mahasiswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai Sosial dan menumbuhkan rasa keperdulian antar sesama melalui kegiatan Pemberdayaan Kepada Kaum Dhuafa tanpa memandang ras, suku dan agama.
Pemberdayaan berasal dari kata "daya" yang berarti "kemampuan" atau "kekuatan". Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan martabat dan kualitas hidup masyarakat kurang mampu serta mampu mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.


Fundrising atau penggalangan  dana  adalah  kegiatan  untuk  mengumpulkan  dana  dari  beberapa  sumber  seperti zakat,  infaq,  sedekah,  dan  sumber  daya  lainnya  dari  masyarakat,  termasuk  individu,  kelompok, organisasi,  dan  perusahaan (Furqon  2015). Pada periode 12 November hingga 19 Desember 2024, dilakukan kegiatan fundraising dengan berbagai strategi.

(Foto donasi Sembako & Bahan Usaha Nasi Bento / Dokumen Pribadi)
(Foto donasi Sembako & Bahan Usaha Nasi Bento / Dokumen Pribadi)

Seorang orangtua tunggal yang tinggal di Jl. A, RT.11,RW.1, Kebon Jeruk no.24. Jakarta. Beliau adalah seorang orangtua tunggal yang memiliki 8 orang anak yang harus ia hidupi, yang dimana beberapa di antara nya masih bersekolah. Keseharian beliau hanyalah bergadang menjual makanan ringan dan nasi bento. Keterbatasan akan modal usaha menjadi halangan baginya untuk meneruskan usaha nasi bento yang ia jalani. Namun, ia pantang menyerah dan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan ke 8 anaknya.

Langkah pertama dalam implementasi program ini adalah pemetaan kebutuhan keluarga Ibu Nursepty dan melakukan pendataan mendalam. Hal ini dilakukan melalui wawancara langsung dan mengobservasi keadaan keuangan keluarganya. Tujuan dari proses ini adalah untuk menentukan hal-hal penting yang harus dipenuhi agar bisnis penjualan nasi bento dapat berjalan dengan lancar.

Tahap selanjutnya adalah penggalangan dana yang dilakukan melalui berbagai platform, seperti media sosial dan Penyebaran Proposal (Instagram, WhatsApp dan Perusahaan), setelah pemetaan kebutuhan dilakukan. Penggalangan dana ini adalah pendekatan penggalangan dana yang telah terbukti efektif dalam mengumpulkan dana untuk membantu keluarga yang kurang beruntung.

Pada kegiatan pemberdayaan ini Penulis berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp. 1.500.000 melalui kampanye online di platform media sosial seperti Instagram dan WhatsApp. Poster dan flyer yang berisi informasi mengenai keluarga Ibu Nursepty Yang disebarkan kepada teman, dan keluarga, dana yang terkumpul digunakan untuk modal usaha serta pemenuhan kebutuhan pokok bagi keluarga Ibu Nursepty.

(Foto Jualan Nasi Bento Ibu Nursepty / Dokumen Pribadi)
(Foto Jualan Nasi Bento Ibu Nursepty / Dokumen Pribadi)

Hasil dari upaya pemberdayaan ekonomi keluarga Ibu Nursepty yang kami lakukan menunjukan bahwa bantuan donasi dan peningkatan skill berjualan berjalan dengan baik lancar dan sesuai dengan target. Usaha nasi bento berhasil sukses dibantu dengan modal usaha dan pendampingan secara rutin yang kami lakukan. Selain itu, pemberdayaan ini berhasil membantu memenuhi kebutuhan pokok keluarga Ibu Nursepty dan anak-anaknya dengan bantuan sembako, keperluan ibadah dan keperluan pendidikan seperti alat tulis dan buku. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai teologi Al-Ma'un dalam mendorong keperdulian masyarakat terhadap kaum dhuafa yang membutuhkan bantuan tangan lain untuk membantu mereka memperbaiki kesejahteraan perekonomian nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun