***
Abdurahman Wahid, Sekretaris Desa Rengasdengklok Selatan mengaku hanya tiga kali mengangkut dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan dari bahu jalan Rengasdengklok. Sementara pembuangan sampah sembarangan di lokasi tersebut terjadi setiap hari.
Menurut Abdurahman, penyebab terhambatnya aktifitas pengangkutan sampah karena kurangnya armada yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLKH) Kabupaten Karawang. Di samping itu, 90% anggaran pemerintah desa diperuntukan untuk pembangunan.
Pemerintah desa menyebutkan ada hambatan koordinasi dengan pihak DLHK. "Hal ini tentu menjadi salah satu faktor pemerintah desa tidak dapat menanggualngi permasalahan ini secara maksimal," ujar Abdurahman kepada Tim Liputan.
Penyebab lain, sambung Abdurahman, belum adanya Tempat Pembuangan Sampah yang dapat dipergunakan oleh warga setempat. Pihak pemerintah desa mengaku kesulitan untuk menyediakan fasilitas pengangkutan sampah.
Untuk kedepannya Abdurahaman berjanji akan melakukan beberapa strategi untuk mengatasi persoalan pembuangan sampah sembarangan di daerahnya. Pertama, pemerintah desa akan berkoordinasi lebih baik dengan DLHK Kabupaten Karawang untuk melakukan pengangkutan sampah secara berkala.
Kedua, mengadakan kerja bakti bersama Babinsa, Polsek Rengasdengklok, DLHK, RT/RW serta masyarakat setiap hari minggu. Ketiga, pihaknya akan memasang pagar dan papan yang bertuliskan larangan membuang sampah di sepanjang bahu jalan yang tercemar sampah.
Hal ini dilakukan karena selama ini tidak ada larangan tertulis dan himbauan pelarangan buang sampah di bahu jalan Rengasdengklok. "Nantinya setelah ini kita juga akan pasangkan pagar sama membuat papan dilarang buang sampah disana karena sebelumnya tumpukan sampah yang ada di belakang SDN 1 Bojongkarya berhasil teratasi dengan cara ini" jelasnya.
Janji terakhir pihak pemerintah desa Rengasdengklok Selatan yaitu, mensosialisasikan pembuatan lubang sedalam satu sampai dua meter kepada RT/RW setempat yang memiliki lahan lebih di tempat tinggalnya. Lubang tersebut bisa dijadikan tempat untuk membakar sampah rumah tangga.
"Sejauh ini kami juga sudah mengusahakan untuk melakukan sosialisasi lewat RT/RW setempat untuk warga yang masih punya lahan di rumahnya untuk membuat lubang dengan kedalaman sekitar satu sampai dua meter untuk membakar sampah" katanya.