kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) 2 di Desa Sungai Tabuk Keramat RT 1, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Kegiatan PBL 2 ini telah dimulai pada tanggal 28 Juli 2023 dan berakhir pada 17 Agustus 2024.
Mahasiswa Kelompok 22 Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat yang diketuai oleh Zulfa Nur Haliza Rahmah dan beranggotakan Eva Dwi Safitri, Hasna Luthfiyyah Qamra, serta Karin Carolina Amanda Rizky telah melaksanakanHasil diagnosa komunitas yang telah dilakukan pada PBL 1 menunjukkan bahwa hanya 43% atau 13 dari 30 remaja putri (rematri) di Desa Sungai Tabuk Keramat RT 1 yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) dalam 12 bulan terakhir dan 62% dari rematri yang memperoleh TTD mengaku tidak mengkonsumsinya sama sekali. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan rematri akan pentingnya konsumsi TTD dan efek samping setelah meminumnya. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, Kelompok 22 melakukan intervensi dengan nama Pembinaan Peer Educator Sebagai Upaya Untuk Menanggulangi Anemia di Desa Sungai Tabuk Keramat. Kegiatan ini merupakan gabungan dari kegiatan intervensi PBL 2 oleh kelompok 22 dan kegiatan pengabdian oleh Dosen. Intervensi ini bertujuan untuk membentuk peer educator yang memberdayakan remaja putri dengan meningkatkan pengetahuan tentang anemia dan konsumsi TTD, serta melatih keterampilan pengecekan kadar Hb, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan efektif di lingkungan sebayanya. Bentuk kegiatan intervensi yang dilakukan yaitu kegiatan sosialisasi TTD dan pelatihan penggunaan alat ukur kadar Hb pada hari pertama serta pembinaan peer educator pada hari kedua.
Sebanyak 24 rematri yang hadir di kegiatan sosialisasi dan penyuluhan pada hari pertama (13/07/2024) terlihat sangat antusias. Media sosialisasi yang digunakan berupa power point dan leaflet mengenai anemia dan cara mengukur kadar hemoglobin dengan menggunakan Easytouch GCHb sebagai upaya deteksi dini anemia. Pelatihan dilakukan dengan memperagakan cara penggunaan alat dan dilanjut dengan membimbing beberapa rematri secara langsung ditempat sebagai contoh bagi teman-teman yang lain. Setelah kegiatan, alat Easytouch GCHb kemudian diberikan kepada 10 orang rematri yang berpartisipasi aktif dalam praktik penggunaan alat ukur kadar Hb.
Pada hari kedua (15/07/2024), kegiatan pembinaan peer educator diawali dengan memilih 2 orang rematri dengan mempertimbangkan hasil pre-post test pengetahuan dan pelatihan serta umpan balik atau sikap dan perilaku mereka. Pembinaan peer educator dilakukan dengan pelatihan intensif mengenai topik anemia, dampak anemia, pentingnya konsumsi tablet tambah darah (TTD), efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi TTD, dan aturan minum TTD. Para peer educator juga diberikan lembar monitoring konsumsi TTD sebagai salah satu langkah untuk memantau kepatuhan remaja putri di RT. 1 Desa Sungai Tabuk Keramat dalam mengkonsumsi TTD.
“Beberapa rajin ai minum, ada juga yang kada membalasi chat, sama ada jua kak yang memang dasar kada kawa minum (Beberapa rajin minum saja, ada juga yang tidak membalas pesan, dan ada juga yang memang tidak bisa minum kak)” Ungkap Fera, salah satu peer educator.
Berdasarkan lembar monitoring, terpantau sebagian remaja putri telah mengonsumsi TTD secara rutin. Kadar Hb pada sebagian besar rematri juga menunjukkan hasil normal. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari pengaruh peer educator yang telah dibentuk. Peranan peer educator sangat membantu dalam kegiatan ini. Selain itu, intervensi ini juga dapat terlaksana dengan sangat baik berkat antusias dari para rematri, kader dan masyarakat RT 1 Desa Sungai Tabuk Keramat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H