Karya. Hasna Afifah Yustiana Yunasa
Mentari sudah menghilang, terang pun menggelap, dan keramaian mulai berubah menjadi kesunyian, tapi peristiwa sore tadi tak mungkin bisa Ruby lupakan. Ya, namanya Ruby, ia merupakan mahasiswi baru di salah satu kampus yang berada di Bandung, dia merantau di kampung orang tanpa kenal seorang pun sebelumnya, satu bulan, kemudian dua bulan berlalu begitu baik dan menyenangkan, hingga peristiwa pencurian itu kini terjadi, tepat ketika Ruby menginjak bulan ketiga disini.
"Bu, tas Ruby hilang" lirih Ruby, dalam panggilan yang telah terhubung dengan ponsel ibunya,
ibunya jelas panik, lebih tepatnya mengkhawatirkan keadaan putri semata wayang nya yang tengah sendirian di kampung orang"terus keadaan Ruby gimana sekarang? Coba ceritakan pelan-pelan ke ibu bagaimana kejadiannya?" kata ibunya, tapi Ruby masih bergeming, "sudah gak apa-apa nak, asal kamu tidak kenapa-napa itu sudah cukup untuk membuat kita bersyukur" lanjut ibunya, berusaha menenangkan"i-iya bu, maafin Ruby yaa" Ruby masih menangis "jadi begini ceritanya bu" lanjut Ruby, menceritakan kronologisnya.
Ia menceritakan, setelah mata kuliah selesai sore itu, Ruby tak langsung pulang, ia memilih untuk ke ke perpustakaan mencari bahan sumber untuk tugas nya pekan depan, dan setelah itu  temannya yang bernama Aini mengajak nya ke salah satu tempat UKM(unit Kegiatan Mahasiswa) yang mereka ikuti di kampus, Ruby tak menolak sebab ia rasa ia pun ingin mampir kesana, ternyata disana lumayan sepi, ia bersama Aini dan satu orang kakak tingkatnya mengerjakan proyek tanaman bersama diruang itu, dan mereka menyimpan tas nya di tempat seperti biasanya, yakni di atas kursi dekat balkon, dan ternyata sejak siang sudah menyebar berita bahwa ada orang tidak baik yang masuk ke kampus dan berniat buruk untuk mencuri, tapi sayangnya diantara mereka belum mendengar kabar itu.
Singkat cerita, Ruby dan dua orang temannya tadi terlalu asyik hingga tak memperhatikan keadaan sekitar, ia lambat mencurigai orang tersebut, ya, sore itu ada orang yang mencurigakan, ia masuk ke beberapa ruang UKM di gedung itu, tapi anehnya ia memakai helm dan sikapnya yang mencoba untuk tidak mencurigakan dengan sempat menyapa beberapa mahasiswa disana.
Awalnya saat tas Ruby yang didalamnya terdapat dompet dan ponsel tidak ada ditempat yang semula ia simpan, ia masih berpikir positif dan mengira bahwa tas nya mungkin dipindahkan oleh Aini atau seniornya, hingga setelah sholat magrib ketika Ruby dan Aini hendak pulang, Ruby mulai panik mencari kembali tas nya, dan pada saat itu juga baru lah orang-orang yang didalam gedung tersebut menyadari ada orang yang tidak baik telah mengambil sesuatu disana"Aini, tas ku kayanya ilang" gumam Ruby"iya by, gak mungkin kalo orang lain salah ambil kan" kata Aini, "coba Tanya kang Raden" Â "kenapa by?" Tanya kang Raden, yang melihat Ruby tak keruan saat itu
 "tas aku kayanya di ambil orang deh kang"
 "alah, gimana atuh, tas nya isi nya apa aja?"
 "ada dompet yang isi nya uang sama kartu-kartu disana sama ponsel Ruby juga ada didalam tas kang"
"eh kalian tau gak, itu di fakultas sebelah, anak yang lain lagi rame cerita juga kasus kehilangan, dan faktanya tadi siang ternyata ada maling masuk ke kampus, tadi akang juga sempat liat orang nya masuk sini, ya bukan akang berprasangka jelek ya, tapi bisa jadi orang yang ngambil tas kamu adalah orang yang sama kaya yang ngambil beberapa barang berharga di fakultas sebelah" jelas kang Raden, Ruby masih diam dan berusaha untuk tabah, "duh by, ayo sekarang kita ke satpam buat laporan, disana kita liat cctv nya biar kita tau jelas nya gimana" ajak Kang Raden, pada Ruby dan Aini.
Mereka pun ke pos satpam dan membuat laporan, setelah berbagai pernyataan dan pertanyaan, disimpulkan orang yang mengambil tas Ruby adalah orang yang sama, Ruby pun segera di bawa ke polsek untuk bertemu orang tersebut, ia dimintai keterangan serta untuk membuat laporan atas kasus tersebut, dan ternyata benar pelakunya adalah orang itu, meski awalnya tidak mengaku tapi bukti cukup jelas dan ia pun akhirnya mengakui kesalahannya, tapi mengenai hukum tidak bisa sembarangan, Ruby harus menunggu 2 minggu lagi untuk kejelasan selanjutnya.
"sudah nak, mudah-mudahan masih rezeki kamu ya, dan barangnya bisa kembali"
"iya ibu, salah Ruby juga sembarangan taruh tas nya"
"iya jadikan pelajaran saja ya, buat ke depannya jangan simpan sembarangan lagi barang berharga kamu"
"iya bu, maafkan Ruby ya, lain kali Ruby akan hati-hati, dan untuk bagaimana kelanjutan kasusnya Ruby pasti kasih tau ibu lagi, sudah dulu ya bu, ini hp teman Ruby gak enak pinjam lama-lama"
"iya nak, yaudah, besok ibu sama ayah akan jenguk kamu, kamu tunggu ya disana, sekarang jangan terlalu dipikirin, apapun hasinya pasti itu yang terbaik buat kamu, kita pun kan gak pernah bisa tahu musibah apa yang akan menimpa kita kan, kamu istirahat ya nak" kata ibunya, menenangkan
 "iya bu".
 Ruby pun menutup telponnya, dan mencoba mengambil segala sisi positif atas kehilangan yang tidak ia inginkan saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H