Bahasa menurut para psikologi kognitif adalah saat sistem komunikisi yang didalamnya pikiran-pikiran dikirimkan dengan perantaraan suara (ssebagaimana dalam percakapan) atau simbol(sebagaimana dalam kata-kata tertulis atau isyarat-isyarat fisik) sundi mengenai bahasa adalah sundi yang diangkap penting oleh para psikilog kognitif. Perkembangan bahasa mencerminkan sebuah abstraksi yang unik, yang menjid dasar kognisi manusia. Sekali pun bentuk-bentuk kehidupan yang lain (lebah, burung, lumba-lumba, tikus, dan sebagainya) memiliki cara berkomuniksi yang rumit(kera bahkan menggunakan sejenis absrak bahasa ), tingkat abstrak yang digunakan menusia teteplah jauh lebih besar. Bahasa adalah sarana utama komunikasi manusia, cara pertukaran informasi yang paliang zalim. Pemroseson bahasa adalah sebuah komponen penting dalam penympanan pemrosesan informasi. Berpikir, dan pemecahan masalah. Sebagaimana yang telah kita pelajari sebelumnya, sebagian besar proses-proses memori manusia melibatkan informansi semantik.
Dasar Neurologis bagi Bahasa
Salah satu analisis ilmiahpaling awal terhadap bahasa melibatkan sebuah studi kasus klinis pada tahun 1861. Saat itu, seorang dokter bedah prancis yang masih berusia muda bernama Paul Broca melakukan observasi terhadap seorng pasien yang menhalami paralisis di sebuah sisi tubuhnya. Yang sekaligus mengalami hilangnya kemanpuan bicara sebagia akibat kerusakan nuorogis. Tanpa adanya teknologi pencitraan modern, para docter pada masa itu hanya mampu melakukan pembedaan. Adlam pembedaan tersebut, broca menemukan cedara di bagian lobus frotlis kiri otak pasien- sebuah area area yang selanjutnya dikenal sebagai area Broca. Setudi-studi selanjutnya mendukung observasi Broca bahwa area frontal kiri memang terlibat dalam kemampuan berbicara.
Pada tahun 1875, Carl Wernicke, dalam sebuah studi kasus klinis yang lain, menemukan suatu cedera di lobus terbolalis kiri yang mempengaruhi pemrosesan bahasa, namun dampak kerusakan tersebut berbeda dengan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat cedara di area Broca. Area Broca terlibat dalam produksi bahasa sedangkan area wernicke terlibat dalam pemahaman bahasa. Kerusakan i area wernicke mengurangi kemampuan pasien yang bersangkutan untuk memahami kata-kata lisan dan tulisan, namun pasien tersebut masih mampu berbicara secara normal. Dengan kata lain, orang-orang yang mengalami kerusakan di area Wernicke masih mampu bercicara dengan lancar, namun tidak mampu memahami upaya orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H