Isu pemindahan ibu kota negara atau yang dikenal sebagai IKN, memang sudah lama dibicarakan melalui Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2017. Kemudian, naik lagi ketika Presiden Jokowi Widodo mulai serius mengambil langkah pemindahan ibu kota Jakarta. Langkah tersebut dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pada tanggal 29 April 2019.
Melihat isu ini sedang hangat-hangatnya untuk dibahas tentang pro dan kontra perlu atau tidak pemindahan IKN dilakukan secara cepat, yang artinya terlihat ada urgensi di dalamnya. Apalagi bagi masyarakat khususnya di daerah Timur, Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, yang menjadi lokasi pemindahan ibu kota negara. Pemindahan IKN tersebut bertujuan untuk mengembangkan ekonomi, memeratakan pembangunan, dan meningkatkan pertahanan negara.Â
Pemindahan IKN ini dilakukan karena memiliki permasalahan dasar, seperti kepadatan penduduk khususnya di Jakarta dan pulau Jawa sehingga terjadinya kesenjangan pembangunan antar wilayah. Namun, polemiknya adalah pemindahan IKN dapat memakan biaya yang sangat besar dan juga akan mempengaruhi produksi dan harga barang serta jasa jika melihat dari infrastrukturnya. Pada intinya, pemindahan IKN dapat mempengaruhi perekonomian negara jika dilihat dari sisi ekonomi.
Pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan biaya pemindahan yang membutuhkan biaya yang sangat besar dan tergantung pada infrastruktur dan jarak yang perlu ditempuh. Comtohnya, pemindahan jaringan listrik yang dapat menghabiskan biaya yang sangat besar. Kemudian, pemindahan IKN harus direncanakan dengan baik dan secara matang dalam jangka panjangnya. Hal itu dikarenakan akan mempengaruhi produksi dan harga barang dan jasa.
Lalu, ketersediaan dana perlu dipertimbangkan karena membutuhkan dana yang begitu besar sehingga pengelolaan keuangan yang baik dengan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisen dan efektif dalam pemindahan IKN tersebut. Dalam segi keamanan juga perlu diperketat untuk melindungi infrastruktur tersebut.Â
Pemindahan ibu kota negara Indonesia dari Jakarta ke wilayah Kalimantan Timur dapat berdampak pada ekonomi Indonesia di tingkat nasional dan internasional. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:Â
Pada sektor konstruksi, pemindahan ibu kota dapat memberikan peluang bagi sektor konstruksi untuk membangun infrastruktur baru di Kalimantan Timur. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di sektor konstruksi dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sehingga pemerataan pembangunan dapat dilakukan dimulai dari sana hingga merembet ke sektor konstruksi di wilayah lainnya.
Kemudian, pada sektor pariwisata, pemindahan ibu kota dapat memberikan dampak positif pada sektor pariwisata karena akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah Kalimantan Timur. Hal ini dapat memberikan kontribusi positif pada pendapatan negara dan dapat meningkatkan perekonomian di daerah tersebut. Bisa saja melalui pemindahan IKN ini Indonesia akan lebih dikenal sebagai negara yang memiliki banyak pariwisata.
Lalu, pada pertumbuhan ekonomi regional, pemindahan ibu kota dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi regional di wilayah Kalimantan Timur. Hal ini dapat meningkatkan pembangunan infrastruktur dan dapat meningkatkan aksesibilitas sehingga mudah dijangkau ke wilayah tersebut, yang pada akhirnya akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi.
Pada sektor keuangan, pemindahan ibu kota dapat mempengaruhi pasar keuangan di Indonesia karena perpindahan ibu kota dapat memengaruhi stabilitas politik dan ekonomi di Indonesia. Hal ini dapat mempengaruhi pasar keuangan dan dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Untuk itu, perlu dipertimbangkan output yang baik sehingga tidak mengarah ke hal yang buruk.
Kemudian, pada citra internasional Indonesia, pemindahan ibu kota dapat memberikan dampak positif pada citra internasional Indonesia karena dapat memberikan sinyal bahwa Indonesia sedang membangun infrastruktur dan sedang mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik.