Salah satu  pemberitaan paling hangat saat ini pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), hal tersebut diumumkan oleh Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Wiranto, hari Selasa tanggal 9 Mei 2017 di Jakarta. Salah satu dasar pembubaran HTI, karena dianggap tidak sesuai dengan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945, juga menimbulkan komplik dan benturan di masyarakat. HTI masuk ke Indonesia sekitar tahun 1980, dibawa oleh KH Abdullah bin Nuh, sedangkan Hizbut Tahrir di dirikan di Palestina.
Jika dibandingkan dengan umur NU dan Muhammadiyah, HTI ini masih tergolong baru di Indonesia, karena NU dan Muhammadiyah lahir jauh sebelum Indonesia merdeka, Nu lahir tahun 1926 dan Muhammadiyah lahir lebih awal lagi yaitu tahun 1912. Bila dilihat perjalanan ke dua Ormas ini, tidak pernah ada masalah, mulai dari orde lama (ORLA), orde baru (ORBA) dan orde reformasi sampai sekarang. Ke dua Ormas ini telah memberikan kontribusi yang luar biasa, kepada masyarakat, bangsa dan negara, terutama masalah sosial kemasyarakatan.
NU pada awalnya banyak bergerak pada pendidikan pesantren, walaupun sekarang sudah mengembangkan sayapnya pada bidang-bidang sosial lainnya. Sedangkan Muhammadiyah sejak awal bergerak di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Barangkali rasa tidak percaya kalau NU telah memiliki ribuan pesantren yang tersebar di seluruh nusantara, juga telah meluluskan ratusan ribu santri, yang sekarang tersebar di mana-mana, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Begitu juga dengan lulusan telah tersebar dan telah menduduki berbagai profesi, sebagai guru, pengusaha, pejabat di pemerintahan dan politikus di berbagai partai dan sebagainya.
Muhammadiyah karena umurnya juga lebih tua, maka jasa nya di negeri ini sudah tidak terhingga, di bidang pendidikan mulai dari  TK sampai perguruan tinggi, hampir ada disetiap  daerah, belum lagi lulusan nya sudah tidak terhingga karena banyak nya, sudah menempati jabatan strategis di negeri ini. Di bidang kesehatan memiliki ribuan rumah sakit dan pusat kesehatan umat (PKU) di seluruh pelosok nusantara, begitu juga panti asuhan milik Muhammadiyah juga cukup banyak jumlah nya, untuk memberikan pelayanan bagi yang kurang mampu.
Penulis memilih topik ini untuk memberi gambaran bagi masyarakat tentang 2 Ormas terbesar di Indonesia, seharusnya bagi pengurus Ormas yang lain dapat mencontoh  ke dua Ormas ini. Keberadaan nya dirasakan manfaat nya oleh masyarakat, sehingga terus eksis keberadaan nya dan masyarakat juga bangga dengan ke dua  Ormas ini. Terakhir diimbau kepada anggota HTI atau Ormas lain, bisa bergabung dengan salah satu dari dua Ormas ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H